Pesawat Batik Air jenis Airbus A 330-300 ditunjuk sebagai pesawat penjemput warga negara Indonesia (WNI) di Wuhan, Hubei, China. CEO Lion Air Group Edward Sirait mengatakan penunjukan ini sebagai bentuk kepercayaan yang harus dilaksanakan.
"Kami sebenarnya terima kasih atas kepercayaan ini beban, tapi kami melihat kru kami juga siap untuk melaksanakannya. Kami mohon doa restu supaya ini boleh berjalan dengan baik dan saudara-saudara kita boleh kembali ke Indonesia tanpa kurang suatu apa pun dalam rangka persiapan keberangkatan misi kemanusiaan untuk memulangkan saudara-saudara kita di Wuhan," kata Edward Sirait kepada wartawan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (1/2/2020).
Edward mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan peralatan dan pakaian khusus yang dikenakan untuk kru dalam pesawat. Hal tersebut, kata Edward, dilakukan agar kru terproteksi dari virus yang masuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena ini mengambil yang ada wabah, maka prosedur kru dan penerbangan sudah kami treated (ditangani) dan diberi arahan oleh instansi terkait bagaimana meng-handle kaitannya dengan wabah ini. Kru kami akan berpakaian seperti ini di dalam ketika proses penerbangan dan selama penerbangan sehingga mereka terproteksi dari virus," kata Edward.
Dia mengatakan pesawat Batik Air jenis Airbus A 330-300 memiliki Hepa Cabin Air Filter. Dengan teknologi yang terpasang di pesawat tersebut, lanjutnya, virus Corona bisa dimatikan.
"Pesawat ini punya Hepa Cabin Air Filter jadi udara di sini diputar, nanti disaring dengan alat yang disiapkan dengan pabrik pesawat termasuk Airbus. Virus apa pun, termasuk Corona, akan mati dengan sendirinya," kata Edward.
![]() |
Di lokasi yang sama, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengapresiasi kerja sama antara Kemenhub dengan pihak Lion Air Groups. Novie mengatakan pesawat sudah memenuhi persyaratan untuk melakukan misi kemanusiaan ke Wuhan, China
"Misi kemanusiaan untuk memulangkan saudara-saudara kita yang di Wuhan untuk kembali ke Indonesia. Pesawat ini tentu saja sudah memenuhi persyaratan semuanya. Saya barusan sudah cek langsung dari mulai peralatannya, mulai krunya, lisensinya. Terus nanti bagaimana prosedur penanganan di sana, bagaimana menaikkan penumpang, semua tentu saja harus sesuai dengan kaidah atau persyaratan yang berlaku di Indonesia. Ini tentu saja kita berterima kasih sekali atas kerja sama yang baik ini," kata Novie.
Tim penjemput ini telah dilepas Menlu Retno Marsudi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Menkes Terawan Agung Putranto. Ada sebanyak 42 kru di dalam pesawat tersebut. Mereka akan menjemput 245 WNI di Wuhan bersama 5 orang tim advance yang sudah lebih dulu ada di sana.
Pesawat ini akan mendarat di Kepulauan Riau. Nantinya awak dan WNI tersebut akan dikarantina terlebih dahulu. Evakuasi ini merupakan instruksi dari Presiden Jokowi agar WNI di Hubei tak terinfeksi virus Corona.
(jbr/fdn)