Sidang putusan untuk terdakwa eks Direktur Rumah Sakit Umum Tangerang Selatan (RSU Tangsel) Ida Lidia di Pengadilan Tipikor Serang diwarnai dengan kegaduhan. Pasalnya, pengunjung di ruang sidang yang ditenggarai dari pihak keluarga kompak bertepuk tangan usai vonis dibacakan.
Pantauan detikcom, hal ini bermula dari hakim ketua Yusriansyah memerintahkan terdakwa Ida berkonsultasi dengan penasihat hukum selepas dibacakannya vonis. Usai berkonsultasi, terdakwa kemudian kembali ke tempat duduk.
Namun, sesaat sebelum duduk, terdakwa kemudian membelakangi hakim dan mengangkat dua jempol ke pengunjung yang mayoritas adalah pihak keluarga. Aksi tersebut kemudian dibalas dengan tepuk tangan yang membuat hakim marah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi di sini bukan show, tidak ada tepuk tangan," kata hakim Yusriansyah di Pengadilan Tipikor Serang, JL Serang-Pandeglang, Banten, Rabu (29/1/2020).
Hakim ketua mengatakan bahwa perbuatan pengunjung adalah bentuk penghinaan terhadap lembaga peradilan.
"Itu namanya contempt of court," tegasnya.
Usai persidangan, terdakwa Ida terlihat menangis didampingi pengunjung. Beberapa pengunjung yang tadi bertepuk tangan juga terlihat sedih. Salah satu pengunjung saat keluar ruang sidang bahkan kemudian berteriak ke arah wartawan.
"Wartawan nulisnya yang bener," kata salah satu pengunjung.
Terdakwa Ida divonis majelis hakim 2,5 tahun atas korupsi pengadaan jasa keamanan di Dinas Kesehatan Tangsel. Akibatnya, negara rugi sampai Rp 1,1 miliar.
"Menyatakan terdakwa secara sah dan meyakinkan telah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama sebagaimana dakwaan subsider. Menjatuhkan pidana 2 tahun 6 bulan dan denda Rp 50 juta rupiah," ucap Yursiansyah dalam vonisnya.
(bri/jbr)