Anggota Komisi III F-PD dan PDIP Saling Sahut di Rapat dengan KPK

Anggota Komisi III F-PD dan PDIP Saling Sahut di Rapat dengan KPK

Mochamad Zhacky - detikNews
Senin, 27 Jan 2020 15:53 WIB
KPK dan Komisi III menggelar rapat dengar pendapat di gedung DPR, Jakarta, Selasa (26/9/2017). Rapat membahas kewenangan dan fungsi KPK.
Anggota Komisi III DPR Benny K Harman (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta -

Ada momen menarik dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi III DPR RI dengan pimpinan dan Dewan Pengawas (Dewas) KPK. Dalam rapat kali ini, justru dua anggota Komisi III yang saling sahut.

Dua anggota Komisi III dimaksud yaitu Benny K Harman dari Fraksi Partai Demokrat (PD) dengan Trimedya Panjaitan dari Fraksi PDIP. Saling sahut tersebut berawal dari pernyataan Benny mengenai kasus caleg PDIP, Harun Masiku.

"Kasus-kasus aktual ada 10 yang tingkatannya kasus premium korupsi. Tapi satu super premium yaitu kasus Masiku, Harun Masiku. Saya sudah baca penjelasan Ketua KPK, 'Siapa yang melihat Masiku, siapa yang berhasil tangkap Masiku, kasih hadiah'. Begitu ya?" ujar Benny sambil mengulas pernyataan Ketua KPK, Firli Bahuri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rapat digelar di Ruang Komisi III Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (27/1/2020). Benny melanjutkan kata-katanya. Dia yakin Harun Masiku ada di Indonesia.

"Saya sedih, saya yakin sekali Masiku ada di Republik ini, dan saya tahu pasti, ya, kita semua, apalagi pimpinan (KPK), apalagi Ketua Dewas tahu di mana Masiku tinggal. Oh nggak ya? Maksud saya pak, masa seorang Masiku ini tak bisa kita temukan, sedih saya," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Benny lalu menyebut, jangan karena Harun Masuki terafiliasi dengan salah satu partai, KPK menjadi tak bisa menangkap. Pernyataan inilah yang membuat Trimedya geram.

"Pak, tolong Masiku ini jangan terus disembunyikan, tangkap dia sudah. Ya bisa saja Tuhan sembunyikan dia atau setan yang sembunyikan Masiku, ya kan? Lalu mau siapa lagi. Jangan ada kesan Masiku dan partai penguasa, lalu KPK lumpuh. Ini adalah momentum KPK punya otonomi atau tidak, di bawah tekanan penguasa atau tidak," sebut Benny.

Setelah itu, pimpinan rapat, Desmond J Mahesa mempersilakan Trimedya berbicara. Di awal, dia langsung menyinggung pernyataan Benny.

"Kita juga jangan merasa partai kita ini bersih, taat hukum, apa segala macam, dan kita sudah tidak tendensius lah. Jadi apa yang kita sampaikan kalau kita sudah di Komisi III, tidak ada partai-partai lagi, yang ada partai Komisi III. Kita harus konsekuen bicara itu," papar Trimedya.

"Kita boleh kejar orangnya, tapi tolong jangan sebut (partainya). Jadi melalui pimpinan, kami keberatan dengan sikap Benny sampai sebut seperti itu, ya," imbuhnya.

Anggota Komisi III F-PD dan PDIP Saling Sahut di Rapat dengan KPKTrimdedya Panjaitan (Ari Saputra/detikcom)

Saat inilah Benny dan Trimedya saling sahut. Dia menepis menyebut partai Harun Masiku.

"Saya tidak pernah menyebut PDIP. Yang sebut PDIP adalah Ketua (Desmond)," tegas Benny.

"Anda menyebut partai penguasa," balas Trimedya.

Benny lalu kembali menegaskan tidak menyebut PDIP. Mantan Wakil Ketua Komisi III itu malah balik 'menyerang' Trimedya.

"Saya bilang partai yang berkuasa. Yang berkuasa kan tidak hanya PDIP. Anda punya kesimpulan itu. Yang menyebut PDIP eksplisit adalah Ketua, bukan saya," ucap Benny.

Agar tidak berlarut, Desmond selaku pimpinan rapat mengambil alih. Rapat kemudian diskors.

"Kita skors dulu biar dingin," tutur Desmond.

Anggota Komisi III F-PD dan PDIP Saling Sahut di Rapat dengan KPKDesmond J Mahesa (di tengah). (Lamhot Aritonang/detikcom)
Halaman 2 dari 2
(zak/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads