Tim Homevisit Sosialisasi Program Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang dibentuk di era kepemimpinan Romahurmuziy, merasa belum dibayar penuh oleh partai berlambang Ka'bah itu. Tim tersebut menagih kekurangan pembayaran ke Ketum PPP Suharso Monoarfa.
Informasi tersebut disampaikan oleh Koordinator Tim Homevisit Area wilayah Indonesia Timur, Wiryandinata, saat pertemuan Koordinasi Terbatas dengan Tim Homevisit Sulteng pada Senin (27/1/2020) di Palu, Sulawesi Tengah, sekitar pukul 11.30 WITA.
"Tim kami bergerak untuk melakukan edukasi politik seperti menyosialisasikan program unggulan PPP sekaligus memperkenalkan calon legislatif dari partai. Target utamanya adalah tembus ambang batas parlemen atau parliamentary threshold dalam Pemilu 2019 saat itu sebesar 4 persen, dan itu berhasil kita capai. Tapi sampai detik ini belum dilunasi oleh Plt Ketum PPP Suharso Manoarfa," kata Wiryandinata kepada wartawan di Palu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia dan timnya menyayangkan keberhasilan mencapai target tidak berbanding lurus dengan apa yang sudah dijanjikan. Dia menyebut PPP belum melunasi sisa honor timnya.
"Masih sebagian besar belum dilunasi partai, masih ada 60 persen, sekitar Rp 20 miliar-an,"ucapnya.
Dia pun berharap agar PPP dalam masa kepemimpinan Kepala BAPPENAS sekaligus Plt Ketum Partai PPP Suharso Monoarfa meringankan beban Rommy dengan membayar sisa tanggung jawab kegiatan kepartaian yang pernah dipimpin Rommy.
"Khususnya dalam hal pelunasan apa yang menjadi hak-hak kami, tim homevisit, sebab perjanjian dengan tim homevisit adalah kesepakatan partai secara institusional," Tekannya
Tim Homevisit merupakan program khusus PPP Pusat yang dibentuk semasa M Romahurmuziy menjabat sebagai Ketum Partai, untuk mendongkrak suara pada Pemilu Legislatif dalam Pilpres 2019.
Sementara itu, Sekjen PPP Arsul Sani mengatakan partainya sudah membayar honor tim tersebut. Dia berjanji akan mengecek apakah pembayaran itu sudah sampai ke tim lapangan.
"PPP sudah membayar honor untuk progress pekerjaan yang sudah diselesaikan. Kami akan cek apakah dari koordinator mereka sudah meneruskannya ke tim lapangan," ujar Arsul, Senin (27/1/2020).
"Kontraknya dihentikan karena ada kasus Pak Rommy, dan dibayar yang sudah diselesaikan," imbuhnya.
Simak Video "Zumi Zola Jadi Saksi Kasus Suap Pengesahan APBD Jambi"
(tor/tor)