Ketua Komisi III soal 'Kriminal di Priok': Pak Yasonna, Hati-hati Lidahnya

Ketua Komisi III soal 'Kriminal di Priok': Pak Yasonna, Hati-hati Lidahnya

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Kamis, 23 Jan 2020 12:44 WIB
Ketua Komisi III DPR Herman Hery (Foto: Rolando/detikcom)
Jakarta -

Ketua Komisi III DPR, Herman Hery ikut menanggapi kontroversi pidato Menkum HAM Yasonna Laoly soal 'kriminal' yang memicu unjuk rasa warga Tanjung Priok. Herman menilai permasalahan tersebut karena kesalahpahaman.

"Tapikan posisinya sebagai DPR, saya pikir apa yang terjadi contoh kemarin yang dipertanyakan, itu ada salah persepsi. Ada pihak yang merasa tersinggung karena mengutip sepotong saja omongan Menkumham, tidak mengutip konteks secara keseluruhan," kata Herman, di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Menurut Herman, konteks pidato Yasonna tak ditangkap secara menyeluruh dan hanya dikutip sebagian. Sehingga, kata dia, hal itu menimbulkan salah persepsi dan menyebabkan ketersinggungan warga Tanjung Priok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apa yang Menkum HAM sampaikan kalau saya lihat konteks secara keseluruhan, sebagai ahli kriminologi mengatakan bahwa kemiskinan atau situasi kondisi masyarakat bisa memunculkan kamu elitis, bisa memunculkan kejahatan, itu faktor kemanusiaan," ujarnya,

"Salahnya, beliau menyebutkan nama satu daerah, kemudian mengutip secara sepotong, timbullah ketersinggungan. Namun bagi saya, saya katakan sesama anak bangsa, sudahlah, kita semua teman saling memaafkan, saling kenal," sambung Herman.

ADVERTISEMENT

Simak Video "Yasonna Laoly Minta Maaf ke Warga Tanjung Priok soal Pidato 'Kriminal'"

[Gambas:Video 20detik]

Herman pun berharap ke depannya Yasonna lebih baik berhati-hati dalam berucap. "Dalam fungsi pengawasan sebagai politisi, Menkumham juga politisi, saya hanya bilang mbok ya lain kali hati-hati dengan lidah. Walaupun saya juga sering kali keseleo lidah," kata politikus PDIP tersebut.

Sebelumnya pidato Yasonna yang menjelaskan mengenai faktor kriminogenik (faktor penyebab munculnya tindak pidana) menjadi kontroversi hingga memicu unjuk rasa dari warga Tanjung Priok. Kontroversi itu pun berujung dengan permintaan maaf Yasonna.

Yasonna Laoly menjelaskan ucapannya soal kriminalitas di Tanjung Priok tidak bermaksud menyinggung perasaan warga. Dia merasa ucapannya dipelintir.

"Saya menyampaikan juga terima kasih, bahwa saya dingiatkan oleh saudara-saudara saya warga Tanjung Priok, sekaligus ingin menjelaskan bahwa apa yang saya sampaikan saat acara Resolusi Pemasyarakatan 2020 di Lapas Narkotika klas IIA Jakarta itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyinggung perasaan saudara-saudara di Tanjung Priok," kata Yasonna saat jumpa pers di Kantor Kemenkum HAM, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1).

Halaman 2 dari 2
(rfs/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads