Dinilai Tak Ramah, Pembangunan JPO di DKI Ditolak Koalisi Pejalan Kaki

Dinilai Tak Ramah, Pembangunan JPO di DKI Ditolak Koalisi Pejalan Kaki

Faisal Javier Anwar - detikNews
Rabu, 22 Jan 2020 21:13 WIB
Foto: Koalisi Pejalan Kaki Peringati Hari Pejalan Kaki Nasional di Jl MH Thamrin (Faisal Javier)
Jakarta -

Koalisi Pejalan Kaki menolak pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO). JPO dinilai tidak ramah bagi para pejalan kaki.

"Kami pejalan kaki 'radikal', karena apa, karena menolak pembangunan JPO. Karena pembangunan JPO itu apapun bentuknya nggak ramah," kata Koordinator Koalisi Pejalan Kaki Sandy Apriliansyah kepada wartawan di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (22/1/2020).

Hal itu diungkapkan Sandy dalam kegiatan 'Refleksi dalam rangka memperingati Hari Pejalan Kaki Nasional' yang jatuh pada tanggal 22 Januari. Dalam aksi tersebut, Koalisi Pejalan Kaki membawa sejumlah poster.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sandy juga mengkritisi Pemprov DKI Jakarta yang mempertahankan revitalisasi JPO bertangga. JPO dengan anak tangga dinilai tidak ramah bagi kaum perempuan, anak-anak dan lansia.

"Itu pasti mereka nyerah lewat yang namanya JPO, karena mereka harus naik dulu, muter-muter dan lain-lain. Apalagi JPO pakai tangga, itu kan terjal banget dan itu benar-benar nggak ramah," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Meski ada beberapa JPO yang dilengkapi fasilitas lift, namun hal itu dianggap masih kurang. Bahkan ada yang liftnya tidak berfungsi.

"Cuma bisa nggak Pemprov menjamin lift itu berjalan. Karena sudah banyak sekali pembangunan JPO yang tangga kemudian pemerintah bilangnya 'ada lift', ternyata liftnya nggak berfungsi," katanya.

Sandy mencontohkan salah satu lift di JPO Tosari yang kemudian dirobohkan karena tidak berfungsi. Begitu juga dengan lift di JPO Sarinah.

"Tosari itu ada lift-nya tapi nggak berfungsi. Sarinah sampai sekarang masih ada, tapi tidak berfungsi. Ini kan baru dan lain, tapi itu barunya kan berumur," ujarnya.

Sandy meminta Pemprov DKI Jakarta menjamin keamanan bagi pejalan kaki. Pembangunan JPO jangan hanya memperhatikan estetika.

"Nah itu bisa nggak pemerintah DKI menjamin lift-lift itu berfungsi seterusnya. Jadi nggak cuma di awal-awal bagus, instagramable dan lain-lain, tapi melempem di pemeliharaannya," tuturnya.

Sementara itu, Koalisi Pejalan Kaki mengapresiasi rencana Pemprov DKI untuk melanjutkan revitalisasi trotoar. Namun ia menyayangkan revitalisasi tersebut masih belum tersebar merata di wilayah Jakarta yang lain.

"Tapi kami mengkritik karena pembangunan trotoar itu hanya di pusat-pusat kota, daerah itu-itu lagi. Tapi kalau daerah pinggiran seperti (perbatasan) Jakarta Barat dengan Tangerang, (perbatasan) Jakarta Timur dengan Bekasi, masih ada timpang," kata Sandy.

Meski begitu, Sandy cukup optimis akan proyek revitalisasi trotoar DKI Jakarta ini. Keselamatan pejalan kaki akan lebih terjamin dengan penambahan fasilitas trotoar.

"Misalnya nyeberang di jalan yang enggak ada fasilitas pejalan kakinya kayak trotoar ataupun rambu. Kita jadi nyeberang sembarangan, kita bingung mau nyeberang di mana. Tapi dengan pembangunan trotoar, perbaikan trotoar, ditambah rambu-rambu pejalan kaki, bisa zebra cross, bisa rambu-rambu lainnya, itu bikin pejalan kaki lebih aman dan pasti dalam memperoleh haknya," tuturnya dengan yakin.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads