"Ya memang keduanya gurunya Yusuf, ya bersyukur sudah ditetapkan," kata ayah balita Yusuf, Bambang Sulistyo saat dihubungi detikcom, Selasa (21/1/2020).
Namun pihak keluarga, ditegaskan Bambang, tetap mengumpulkan bukti-bukti terkait kasus kematian putranya.
"Kami seperti komitmen awal. Kami akan terus mengumpulkan bukti-bukti. Nanti kita buktikan sama-sama apakah benar tercebur atau ada indikasi lain. Kami masih mengumpulkan bukti," sambungnya.
Ayah balita Yusuf, Bambang Sulistyo, sebelumnya ikut bersama Gerakan Merawat dan Menjaga Parit (Gemmpar) Samarinda menelusuri jalur parit dan gorong-gorong. Hasilnya, menurut mereka, sangat kecil kemungkinan balita Yusuf terseret banjir dalam parit.
Balita Yusuf dilaporkan hilang dari PAUD sekitar pukul 15.00 Wita pada Jumat, 22 November. Diduga balita Yusuf terjerembap dalam parit yang jaraknya 20 meter dari PAUD Jannatul Athfaal.
Dua tersangka kasus tewasnya balita tanpa kepala ini dijerat dengan Pasal 359 KUHP atas dugaan kelalaian yang mengakibatkan kematian orang lain. (fdn/fdn)