Narasi itu dipaparkan anggota Dewas TVRI Pamungkas Trishadiatmoko dalam rapat dengar pendapat dalam RDP dengan Komisi I di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2020). Awalnya, Pamungkas Trishadiatmoko mengatakan Helmy Yahya tak memberikan surat jawaban terkait program asing.
Di sela penjelasan, Wakil Ketua Komisi I Abdul Kharis Almasyahri meminta Pamungkas menegaskan apa program asing yang dimaksud. Pamungkas lalu menyatakan bahwa yang dimaksud adalah terkait penayangan Liga Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, Kharis mempertanyakan kepada Dewas TVRI bahwa Liga Inggris sebelumnya disampaikan gratis ke Komisi I. Pamungkas mengatakan Liga Inggris merupakan salah satu program yang bisa memicu TVRI gagal bayar atau timbul utang. Dia menyamakan potensi gagal bayar tersebut seperti kasus Jiwasraya.
"Izin saya meneruskan. Nanti pada paparan detail setelah beberapa tahapan, saya akan mencoba men-summary-kan kenapa Liga Inggris itu bisa menjadi salah satu pemicu gagal bayar ataupun munculnya utang yang seperti Jiwasraya. Sehingga kami akan paparkan urutannya," imbuhnya.
Setelah rapat, Pamungkas juga memberikan penjelasan panjang lebar soal alasan penayangan Liga Inggris bisa memicu gagal bayar seperti Jiwasraya. Penjelasannya dapat dibaca di sini.
![]() |
Sebelumnya, Helmy Yahya sebelumnya sudah angkat bicara perihal penayangan Liga Inggris ini. Apa katanya?
Utang Rp 69 M TVRI untuk Liga Inggris di Balik Pemecatan Helmy Yahya:
Penjelasan Helmy ini disampaikan saat dia menggelar jumpa pers usai diberhentikan oleh Dewas TVRI. Dia angkat bicara soal hal-hal yang dipermasalahkan Dewas, salah satunya tentang penayangan Liga Inggris.
Helmy mengatakan setiap stasiun televisi menginginkan sebuah program yang dapat menarik penontonnya. Helmy menyebut bermodalkan kepercayaan jangkauan siaran, TVRI akhirnya menyiarkan Liga Inggris.
"Semua stasiun di dunia ingin memiliki sebuah program killer content atau monster content atau lokomotif content yang membuat orang menonton. TVRI karena kepercayaan orang karena jangkauan kami lima kali lipat dari TV lain akhirnya kami mendapatkan bekerjasama dengan Mola TV untuk menayangkan Liga Inggris, Masyaallah," kata Helmy saat jumpa pers di Pulau Dua Resto, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (17/1/2020).
Helmy mengaku tidak percaya ketika mendapatkan izin siaran itu. Namun saat ada pihak yang bertanya dia hanya menjawab bahwa didapatkannya penayangan Liga Inggris itu adalah sebuah rezeki.
"Saya pun nggak percaya. Di mana-mana orang bertanya, 'Pak Dirut anggaran nggak, kok bisa dapat?' Saya cuma jawab ini rejeki anak saleh," katanya.
Helmy kemudian menjelaskan pendanaan penayangan Liga Inggris. Dia menyebut dana bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
"Kan ini program 2019 ditawarkan, dananya anggarannya memang nggak ada. Karena anggaran 2019 sudah di-approve di awal tahun 2019 sementara tawaran itu di tengah tahun. Tapi kan kami mendapatkan, kami kan setiap tahun punya PNPB itu dari sewa pemancar, iklan dan lain-lain. Yang kami hitung bisa ini, bisa masuk, ya bisa dong. Tidak dilaporkan? Sudah pak," katanya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini