Anggota Dewas TVRI Pamungkas Trishadiatmoko menyampaikan itu dalam rapat dengar pendapat dalam RDP dengan Komisi I di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2020). Awalnya, Pamungkas Trishadiatmoko mengatakan Helmy Yahya tak memberikan surat jawaban terkait program asing.
"Surat SPRP (Surat Pemberitahuan Rencana Pemberhentian) Helmy Yahya tidak memberikan jawaban, khususnya mengenai program asing berbiaya besar. Sehingga kami...," kata Pamungkas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum selesai menjelaskan terkait program asing, penjelasan Pamungkas disela oleh Wakil Ketua Komisi I Abdul Kharis Almasyahri. "Sebentar saya potong. Program apa yang berbiaya besar karena kami tidak tahu?" tanya Kharis.
"Liga Inggris, kemudian ada badminton," jawab Pamungkas.
Simak Juga Video "Selain Jiwasraya, Bank Muamalat-Taspen Akan 'Dipelototi' Panja DPR"
Lantas, Kharis mempertanyakan kepada Dewas TVRI bahwa Liga Inggris sebelumnya disampaikan gratis ke Komisi I. Dia pun meminta penjelasan kepada Dewas.
"Maaf, Liga Inggris itu ketika disampaikan kepada kami tidak bayar. Tidak beli. Tolong sampaikan," ujar Kharis.
Menanggapi Kharis, Pamungkas mengatakan Liga Inggris merupakan salah satu program yang bisa memicu TVRI gagal bayar atau timbul utang. Dia menyamakan potensi gagal bayar tersebut seperti kasus Jiwasraya.
"Izin saya meneruskan. Nanti pada paparan detail setelah beberapa tahapan, saya akan mencoba men-summary-kan kenapa Liga Inggris itu bisa menjadi salah satu pemicu gagal bayar ataupun munculnya utang yang seperti Jiwasraya. Sehingga kami akan paparkan urutannya," imbuhnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini