Lebih lanjut, Terawan mengaku tak mengetahui berapa lama penanganan terhadap warga yang terserang antraks. Sebab, hal itu bergantung dari tingkat keparahan yang diderita.
"Ya tergantung dia kena ya pada posisi apa? Apakah kulit saja atau sampai pernapasan atau apa kan harus diagnosa tidak dapat sembarangan," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Sumitro mengatakan, bahwa pada tanggal 4 Januari pihaknya menemukan 540 orang terpapar antraks. Jumlah itu terdiri dari 2 Dusun yakni, Dusun Ngrejek Wetan dan Dusun Ngrejek Kulon, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong.
Sedangkan di Kecamatan Semanu, Dinkes menemukan 64 orang yang terpapar antraks karena mengkonsumsi daging dari sapi yang mati mendadak di Desa Gombang. Karena itu, Dinkes mengambil 65 sampel baik darah dan usap luka untuk diuji laboratorium.
"Dari yang ratusan orang itu, 87 menunjukkan gejala klinis, yang diambil darahnya 54 orang dan yang diambil swipe lukanya 11 orang," katanya saat ditemui di Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Rabu (16/1/2020).
"Nah, hasil uji sampelnya sudah keluar dan yang positif antraks ada 27 orang. Kalau yang diambil swipe luka hasilnya negatif (antraks)," imbuh Sumitro.
(mae/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini