"Saya cukup sampai letnan kolonel atau kolonel, dikaryakan (ke jabatan sipil) menjadi bupati, cukup," kata Edhy kepada Tim Blak-blakan di rumah dinasnya, Jumat malam (10/1/2010).
Sayang, memasuki tahu kedua, dia melakukan pelanggaran dan dikeluarkan dari Akabri. Tak cuma dirinya yang syok dan serasa masa depannya suram. Kedua orang tua dan adik-adiknya pun terpukul menerima kenyataan tersebut. Untuk memulihkan kekecewaan mereka dia pun merantau ke Jakarta. Perjalanan hidupnya mulai berubah setelah bertemu Prabowo Subianto pada 2 Maret 1993. Dia melakukan semua yang dinasehatkan dan diajarkan Prabowo.
"Saya disekolahkan sampai S-2, menekuni silat sampai jadi atlet, belajar manajemen organisasi dan perusahaan," tutur lelaki kelahiran Muara Enim, Sumatera Selatan, 24 Desember 1972 itu.
Ketika Prabowo mendirikan partai, Edhy pun ikut terlibat di dalamnya. Sejak 2009 dia menjadi anggota DPR. Karena diminta Presiden Jokowi menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Susi Pudjiastuti, Edhy Prabowo melepas posisinya di DPR untuk periode ketiga.
Sebelumnya, nama Edhy Prabowo santer disebut sebagai calon Menteri Pertanian. Andi Amran Sulaiman pun termasuk yang bersiap menyerahkan jabatan Menteri Pertanian kepada Edhy. Tapi ketika dipanggil Jokowi ke Istana bersama Prabowo, ternyata dia dipercaya menjadi Menteri Kelautan.
"Ketika Pak Jokowi memberi tahu saya menjadi Menteri, saya enggak langsung merespons. Saya merasa terharu, sebagai orang kampung mendapat tawaran langsung dari Presiden yang begitu humble. Tapi kemudian saya tersadar dan menyanggupinya. Saya cium tangan Pak Jokowi," ujar suami dari Iis Rosita Dewi itu.
Atasa dasar itu semua, Edhy Prabowo bertekad tak akan pernah membuat malu Prabowo yang telah menempa dirinya menjadi sekarang. Juga tidak akan membuat malu Jokowi yang telah memberinya kepercayaan. "Saya akan buat Pak Jokowi bangga, tidak salah memilih saya," ujarnya.
Dia bertekad cepat belajar tentang dunia kelautan dan perikanan, serta membuat berbagai kebijakan terbaik sesuai dengan arahan dan visi-misi Presiden Jokowi. (jat/jat)