"Saya menyarankan ke Pak Gubernur apa yang disarankan pak presiden dicermati dulu, jangan dibantah. Jangan asal beda wilayah, beda gayanya, nggak bisa. Yang baik teruskan, yang kurang baik ayo bicara dengan saya," ujar Prasetio di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat kering kerontang di DKI nggak ada alat untuk bagaimana pendangkalan didalemin, bagaimana kotor dibersihkan, ini nggak ada. Saya pikir minta kepada pak gubernur dan pak menteri (PUPR) duduk bareng," kata Prasetio.
"Ini saya mengimbau beberapa kali ke pak gubernur, mungkin dia lebih pintar dari saya, tapi saya juga nggak merasa dia (lebih) pintar dari saya, karena penanggulangan banjir kemarin seperti itu," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan arahan kepada Anies soal penanganan banjir dalam rapat terbatas pada Rabu (8/1). Anies juga diminta membantu membebaskan lahan untuk proyek sodetan Ciliwung.
"Yang berkaitan dengan Jakarta, saya minta yang sodetan Ciliwung menuju ke BKT itu juga tahun ini bisa dirampungkan. Saya kira bisa secepatnya dengan Gubernur untuk bisa menyelesaikan masalah pembebasan lahannya dan juga pengerjaan-pengerjaan meneruskan kembali, baik normalisasi maupun naturalisasi di sungai-sungai yang ada di Jakarta," kata Jokowi.
Di tempat terpisah, Anies mengatakan tidak ada konflik dalam pelaksanaan program naturalisasi dan normalisasi Sungai Ciliwung. Baik naturalisasi maupun normalisasi sungai merupakan program pencegahan banjir di Jakarta.
"Saya juga dengan Pak Basuki (Menteri PUPR Basuki Hadimuljono) (bertemu), semua program akan kita saling support, dan beliau juga sampaikan mana-mana yang naturalisasi, kami bantu. Mana-mana yang normalisasi, kami bantu. Jadi nggak ada itu yang namanya dikonflikkan di kita," ucap Anies kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (8/1).
Halaman 2 dari 2