Cuaca ekstrem yang terjadi di Desember hingga saat ini membuat kondisi ombak di laut tidak dapat diprediksi. Karena khawatir, nelayan tetap bersandar dan tidak mencari ikan untuk sementara waktu.
Alfajri (41), nelayan asal Desa Muara Sungsang ini mengaku telah lebih 20 hari tak mencari ikan. Padahal, ia biasa mencari ikan ke laut bersama para nelayan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para nelayan, kata Fajri, memang sudah memprediksikan cuaca ektrem di bulan Desember sampai Februari mendatang. Sehingga, mereka mencari ikan tak jauh dari kampung meski ada beberapa yang tetap ke laut.
"Ada beberapa yang tetap ke laut, tetapi banyak cari ikan di sungai atau perbaiki peralatan. Nanti kalau udah normal lagi baru kembali ke laut," katanya.
Sementara, Camat Banyuasin II, Salinan menjelaskan ribuan nelayan di perairan Banyuasin sudah hampir satu bulan tak mecari ikan di laut. Mayoritas warganya adalah nelayan.
"Sudah sejak Desember 2019 kemarin cuaca buruk, nelayan kita banyak libur mencari ikan di laut. Mereka khawatir karena cuaca ekstrem dan gelombang tinggi," katanya.
"Ombaknya tinggi, dapat membahayakan nyawa nelayan karena sampai 3 meteran. Kapal mereka bisa karam dan terhempas ombak jika nekat tetap melaut," katanya.
Melihat kondisi cuaca tidak menentu, ia meminta nelayan bertahan dan tetap berhati-hati. Namun jika ingin mencari ikan, ia meminta untuk melengkapi alat dan keamanan.
Halaman 2 dari 2