"Ini titik (longsor) terakhir, panjang longsoran ada 200 meter," kata Koordinator Penanganan Longsor di jalur Desa Harkat Jaya, Desa Urug, Nunu Nugraha, Rabu (8/1/2020).
Meski sudah terbuka, jalan utama yang menghubungkan Desa Harkat Jaya dengan Desa Urug ini belum bisa dilalui oleh kendaraan umum. Hanya kendaraan jenis offroad yang bisa melintas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan di lokasi, 4 titik longsor yang menutup jalan utama penghubung dua desa antara Desa Harkat Jaya dengan Desa Urug sudah ditembus petugas menggunakan alat berat. Namun lumpur sisa material longsor masih menumpuk di jalan sehingga masih menyulitkan pejalan kaki dan pengendara yang ingin melintas.
Saat ini, kendaraan-kendaraan alat berat bekerja dengan tugas yang berbeda. Beberapa alat berat bekerja di bagian depan untuk menembus titik longsor. Sementara beberapa alat berat lainnya yang ada di belakang bekerja membersihkan lumpur sisa longsoran. Di lokasi ini, ada 9 kendaraan alat berat yang disiagakan untuk menyingkirkan material longsor yang menutup jalan utama menuju Desa Urug.
Sementara itu, beberapa kendaraan jenis offroad, baik roda dua maupun roda empat, juga tampak sudah mulai melintas untuk mengantar bantuan bagi para pengungsi di Desa Urug. Meski demikian, masih tetap banyak relawan yang mengangkut bantuan dengan berjalan kaki.
Hingga saat ini, beberapa desa yang belum bisa diakses menggunakan kendaraan yakni Desa Kiara Pandak, Desa Kiarasari, Desa Cileuksa, Desa Pasir Madang, dan Desa Cisarua. Distribusi logistik untuk ke desa-desa ini masih dilakukan dengan berjalan kaki dan melalui udara. Beberapa relawan dan petugas lainnya nekat menembus jalur menggunakan motor trail.
Meski demikian, beberapa desa, seperti Desa Kiarasari dan Desa Cileuksa, bisa diakses menggunakan roda empat. Namun harus menempuh jarak yang lebih jauh dan melewati jalur lain, seperti via Leuwiliang, Bogor, atau via Lebak, Banten.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini