Berakhirnya Pelarian Raja Narkotika Si Pendek dari Meksiko

Mesin Waktu

Berakhirnya Pelarian Raja Narkotika Si Pendek dari Meksiko

Pasti Liberti Mappapa - detikNews
Rabu, 08 Jan 2020 15:31 WIB
Foto: Marinir bersenjata lengkap mengawal pemindahan Joaquin "El Chapo" Guzman (AP)
Jakarta - Tepat tanggal ini, pada empat tahun lalu raja narkotika asal Meksiko Joaquin Guzman atau El Chapo yang licin bak belut kembali tertangkap. El Chapo alias "Si Pendek" dua kali berhasil melarikan diri dari penjara dengan tingkat keamanan maksimum.

Pelarian terakhirnya terjadi setengah tahun sebelum penangkapannya. El Chapo mampu membobol Centro Federal de Readaptacion Social Numero 1 "Altiplano" yang berlokasi di Santa Juana Centro hampir 100 km dari ibu kota negara.


Dia kabur melalui sebuah lubang yang digali dekat kamar mandi selnya. Penjaga menemukan sebuah tangga setinggi 10 meter turun ke sebuah terowongan. Terowongan dengan tinggi 1,7 meter dan lebar 75 sentimeter itu mengarah ke sebuah rumah yang berjarak 1,5 km dari penjara Altiplano.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kaburnya El Chapo bikin geger Meksiko. Pasalnya Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto pernah berjanji Chapo tidak akan bisa melarikan diri lagi saat tertangkap pada 2014. Sejumlah petugas penjara Altiplano diperiksa intensif unit kejahatan terorganisir Kejaksaan Agung Meksiko.

"Saya pikir mereka meremehkan kelicikan dan sumber daya tak terbatas yang dimiliki Chapo Guzman," ujar Mike Vigil, mantan Kepala Operasi Global U.S. Drug Enforcement Administration pada Reuters. Vigil terlibat dalam penangkapan Chapo sebelumnya.

Amerika Serikat pun turut berang. Sebab, negeri Paman Sam itu termasuk salah satu negara yang berkepentingan atas Chapo. Pemimpin Kartel Sinaloa tersebut bertahun-tahun kokain, mariyuana, dan metamfetamin bernilai miliaran dolar ke AS.

Jaksa Agung AS Loretta Lynch menyebut Guzman menghadapi beberapa tuduhan kejahatan terkait narkoba dan kejahatan terorganisir di Amerika Serikat. Lynch pun menyatakan Washington berbagi kekhawatiran Meksiko atas pelarian Chapo tersebut.


"Pemerintah AS siap bekerja dengan Meksiko untuk memberikan bantuan apa pun yang dapat membantu penangkapannya (Chapo) dengan cepat," kata Lynch seperti yang dilansir Reuters.

Lewat operasi bersama yang dinamakan "Angsa Hitam" keberadaan Chapo berhasil terendus di sebuah rumah yang dikawal kelompok bersenjata berlokasi di Los Mochis. Pengintai dan penyadapan dilakukan selama satu bulan penuh.

Setelah diyakini Chapo di rumah tersebut, tanggal 8 Januari dini hari, belasan marinir Meksiko didukung polisi melakukan penggerebekan. Kontak senjata menewaskan lima pengawal. Chapo sendiri bersama seorang pengawalnya sempat melarikan diri melalui sebuah terowongan.

Mereka kemudian tertangkap oleh polisi yang sudah mengepung kawasan tersebut. Pasukan khusus AS disebut ikut membantu penyergapan rumah Chapo itu. Setahun setelah kembali tertangkap, Chapo diekstradisi ke AS dan ditempatkan sementara di Metropolitan Correctional Center, New York.

Setelah menjalani persidangan di pengadilan di Brooklyn, Amerika Serikat, hakim menjatuhkan vonis hukuman seumur hidup ditambah hukuman 32 tahun penjara atas Chapo. Pengadilan juga memerintahkan penyitaan seluruh kekayaan Chapo senilai USD 12,6 miliar.

Kini El Chapo ditahan di penjara federal dengan tingkat pengamanan maksimum ADX Florence di Negara Bagian Colorado. Saking ketatnya penjagaan, penjara itu dijuluki "Alcatraz di pegunungan".
Halaman 2 dari 3
(pal/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads