Dewi (44) mengaku masih menggunakan kantong plastik sebagai tempat belanja saat di pasar. Biasanya, Dewi tidak siap dengan kantong belanja bila mendadak hendak membeli barang.
"Kalau belanja ya iyalah aku pakai kantong plastik. Biar nggak repot-repot bawa. Kita kan kadang-kadang nggak prepare, tiba-tiba beli di jalan, tiba-tiba anak minta beli ini-itu terpaksa belilah kantong plastik ini," kata Dewi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewi mengaku tahu dampak sampah plastik yang sulit terurai. Namun, tetap saja dia belum siap bila kantong plastik ditiadakan di pasar.
"Ya sebenarnya itu kan limbahnya lama terurainya, cuma kan kadang-kadang kita ya itu tadi, balik lagi nggak prepare. Jadi belum siap ganti kalau di pasar ya," kata Dewi.
Senada dengan Dewi, Dahlia (40) juga masih terbiasa menggunakan kantong plastik kresek saat berbelanja. Dia merasa repot apabila nantinya plastik tak disediakan di pasar.
"Selama ini pakai kantong plastik. Repot juga kalau saya di pasar nggak pakai kantong plastik," ujar Dahlia.
Dahlia mengatakan sudah mendengar tentang pelarangan kantong plastik. Namun terkait pelarangan kantong plastik di pasar, dia belum menerima informasinya.
"Ya repot juga nggak pakai kantong plastik, bawa-bawa tas juga kalau punya tas kayak kain gitu ya," ujar Dahlia.
![]() |
Manjilah (50), yang berbelanja celana dan pakaian, pun mengatakan pelarangan kantong plastik dinilai tidak efektif karena masyarakat masih membutuhkannya kala belanja di pasar.
"Saya biasa pakai plastik, kan butuh, gimana dong. Saya nggak tahu kalau dilarang ya gimana ya ini kan dibutuhkan juga, serbasalah. Kalau pakai bambu kan belum tentu bambunya ada kan," kata Manjilah.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini