"(Memberi bantuan) menyangkut obat-obatan juga saya cek juga tersedia lengkap. Tenaga-tenaga yang kita kerahkan 11 ribu lebih. Jumlah pengungsi itu hanya 60 ribuan katanya. Tapi data terus kita update dan penambahan tenaga kesehatan terus kita dorong karena ini kan baru saja hari libur. Kita lihat semangatnya untuk membantu sesama luar biasa," kata Terawan di tempat pengungsian di masjid Kampus Borobudur, Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020).
Dia mengatakan ribuan tenaga kesehatan tersebut terdiri dari masyarakat sipil dan militer, yaitu kalangan dokter, perawat dan sukarelawan. Terkait lokasi pengungsian korban banjir Cipinang Melayu ini, Terawan mengaku memberi perhatian lebih pada kebutuhan sanitasi para korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian keluarnya. Karena itu sanitasi saya cek ini WC, toilet jumlahnya cukup ndak. Kalau kurang, akan dapat diperbantukan dari mana, sumber airnya bagaimana. Makanya saya sudah cek itu tanki-tanki oke, tanki untuk nyedot kotoran juga oke," sambung Terawan.
Dia mengatakan, dalam kondisi pengungsian seperti ini, ibu hamil hingga lansia perlu mendapat prioritas pelayanan. Terkait adanya bencana banjir di berbagai wilayah di Indonesia, Terawan mengaku prihatin.
"Saya prihatin. Bagaimana pun ini bencana yang tidak kita inginkan dan ternyata harus dialami musibah ini oleh saudara-saudara kita. Untuk itu kita harus bersama-sama prihatin dan mengecek," ungkapnya.
Simak Video "Banjir di Cipinang Melayu Mulai Surut, Warga Bersih-Bersih"
(jef/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini