"Keberhasilan kita itu, isu ocean jadi salah satu yang diadopsi di dalam decision COP25 itu atas proposal Indonesia bersama Fiji, Panama, Seychelle, Kosta Rica dan Chile," ujar Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong di Jakarta, Selasa (31/12/2019).
Selain itu, Indonesia juga berhasil mendudukkan dua orang di organisasi UNFCCC, yakni Yuli Prasetya Nugroho dari Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) dan Ratnasari Wargahadibrata dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK. Mereka menduduki posisi di badan UNFCCC yakni di compliance comittee under Kyoto Protocol dan Alternate Member of the Local Communities and Indigenous People Platform (LCIPP).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia juga berhasil mendorong isu masalah energi baru dan terbarukan (EBT) agar menjadi arus utama dalam konferensi perubahan iklim ke depan dalam rangka menujudkan national determined contribution (NDC) di bidang energi.
"Kita harus mulai update NDC, nanti yang harus di-submisi di Maret dan ocean mulai kita masukan di dalam submisi kita," imbuhnya.
Koferensi perubahan iklim berlangsung sejak tanggal 2-15 Desember 2019, berakhir mengecewakan karena para delegasi tidak mencapai kesepatan terkait Article 6 Paris Agreement. Padahal, Paris Agreement mulai diimplementasikan pada 2020.
"Artikel 6 karena termasuk pending isues. Harapan semua orang 'kan artikel 6 ini yang diputuskan di COP25 Madrid," katanya.
Meski begitu, menurut Alue, Indonesia sudah mulai melatih tentang carbon market sebagai mekanisme dalam pencapaian NDC.
"Sehingga dari sisi Indonesia sebagai single country tidak gagal-gagal amat karena itu tadi, kita berhasil memasukan isu ocean, kita berhasil menempatkan orang kita dan tadi kita harus ingat, sudah kewajiban undang-undang menurunkan 29 persen (emisi) itu gitu ya," tuturnya.
Sekjen PBB Antonio Guterres menyampaikan kekecewaannya saat menutup COP25 di Madrid, Spanyol, Minggu (15/12). Menurut Guterres, komunitas internasional telah menyia-nyiakan kesempatan untuk meningkatkan ambisi pada mitigasi dan adaptasi dalam menangani krisis iklim.
"Saya sangat kecewa dengan hasil COP25. Warga dunia telah kehilangan kesempatan untuk memperlihatkan ambisi dalam hal mitigasi, adaptasi dan memberikan sumbangan untuk menghambat krisis iklim," kata Guterres.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini