Kisah Tragis Rasputin, Dukun Kekaisaran Rusia

Mesin Waktu

Kisah Tragis Rasputin, Dukun Kekaisaran Rusia

Pasti Liberti Mappapa - detikNews
Senin, 30 Des 2019 21:55 WIB
Foto: Rasputin (ki) bersama Uskup Hermogen (tengah), dan Iliodor (Wikimedia Commons)
Jakarta - Pada tanggal ini, 103 tahun yang lalu, Grigori Yefimovich Rasputin, salah satu orang terdekat Tsar Nicholas II, Kaisar Rusia terakhir tewas. Tubuh tokoh kontroversial dalam sejarah Rusia ini ditemukan di sungai yang melintasi kota Saint Petersburg dalam kondisi babak belur.

Rasputin bukanlah seorang tokoh berdarah biru dalam kekaisaran Rusia. Dia anak seorang petani dari Siberia yang lahir pada 1869 di desa Pokrovskoye. Di ujung usia remajanya, Rasputin sempat menikah. Namun dia meninggalkan keluarganya dengan tujuan melakukan pengembaraan spiritual ke sejumlah tempat suci.


Perjalanannya sampai ke biara-biara di Gunung Athos, Yunani, dan Yerusalem. Dia hidup dari sumbangan para petani yang ditemuinya. Rasputin sukses membangun citra dirinya sebagai seorang penasihat spiritual yang punya kemampuan menyembuhkan orang sakit dan meramal masa depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga suatu hari di tahun 1903, langkahnya terhenti di Saint Petersburg. Kombinasi antara karisma dan semangat beragamanya membuat Rasputin menarik perhatian sejumlah pemuka Gereja Ortodoks Rusia seperti Hermogen, Uskup Saratov dan Theofan, Inspektur Saint Petersburg Theological Academy.

Theofan pula yang mengenalkan Rasputin pada Princess Milica of Montenegro, istri Grand Duke Peter Nikolaevich of Russia. Nikolaevich merupakan sepupu Tsar Nicholas II. Milica sosok yang berpengaruh di dewan penasihat kekaisaran ini klop dengan Rasputin karena sangat menyukai hal-hal yang "berbau" mistis.

Perkenalan itu membawa Rasputin pada Tsar Nicholas II dan keluarganya. Pertemuan terjadi di Istana Peterhof pada November 1905. Rasputin berhasil membuat raja terkesan dalam pertemuan itu.

"Alih-alih berlangsung lima menit, percakapan kami berlangsung lebih dari sejam," tulis Tsar Nicholas II dalam suratnya pada salah seorang menteri pada 1906 seperti yang dikutip dari Smithsonian Magazine.

Kisah Tragis Rasputin, Dukun Kekaisaran RusiaFoto: Istri Tsar Nicholas II dan anak-anaknya bersama Rasputin (Wikimedia Commons)


Hubungan Rasputin dengan Tsar Nicholas II dan istrinya Alexandra Feodorovna semakin erat. Dia berhasil mengisi peran sebagai penasihat bagi keduanya. Rasputin mendorong Nicholas untuk lebih percaya diri dalam posisinya sebagai raja. Sementara Alexandra merasa Rasputin mampu meredakan kecemasannya.

Setelah Rasputin berhasil "menyembuhkan" pendarahan putra mahkota Alexei yang menderita hemofilia, dia semakin mendapat kepercayaan. Kerajaan menganggap Rasputin memiliki kekuatan mistis. Namun sejumlah sejarawan meragukan proses sembuhnya Alexei karena kehebatan mistis Rasputin.

Time menyebut sejarawan Pierre Gilliard berspekulasi pendarahan tersebut berhenti karena Rasputin menyuruh pemberian obat aspirin yang bisa mengencerkan darah pada Alexei dihentikan. Masa itu aspirin dianggap sebagai obat penyembuh segala macam penyakit.

Pengaruh Rasputin di dalam istana mencapai puncaknya saat meletusnya Perang Dunia I. Tsar Nicholas II yang memimpin pasukan menyerahkan tanggung jawab urusan internal Rusia pada istrinya.

Rasputin yang menjabat penasihat pribadi ratu ikut mengatur pengangkatan pejabat gereja hingga pemilihan menteri. Kadang-kadang dia pun turut campur tangan dalam urusan militer. Sejumlah upaya pembunuhan atas Rasputin pun dirancang, namun semua gagal.


Sampai pada Desember 1916, Pangeran Felix Yussupov, suami dari satu-satunya kemenakan tsar, Irina bersama Vladimir Mitrofanovich Purishkevich, dan sepupu tsar bernama Grand Duke Dmitri Pavlovich berkonspirasi melenyapkan Rasputin demi menyelamatkan kekaisaran.

Dalam memoarnya, Yussupov mengaku telah mengundang Rasputin ke istananya untuk bertemu dengan Irina. Yussupov menghidangkan sepiring kue dan banyak gelas anggur yang dicampur dengan potasium sianida.

"Yang mengejutkan Yussupov, Rasputin tampaknya tidak terpengaruh oleh racun itu," tulis Smithsonian Magazine mengutip biografi itu. Yussupov yang putus asa meminjam pistol Grand Duke Dmitri dan menembak Rasputin beberapa kali. Namun Rasputin masih bisa bertahan hidup.

Rasputin kemudian diikat dan dilempar es ke Sungai Neva. Konon ada air di paru-parunya ketika jasadnya ditemukan, menunjukkan bahwa dia akhirnya mati karena tenggelam. Tubuhnya ditemukan dekat jembatan Bolshoy Petrovsky.

Tewasnya Rasputin, diikuti jatuhnya kekaisaran Rusia dalam Revolusi Februari 1917. Tsar Nicholas II dan keluarganya dieksekusi setahun kemudian.
Halaman 2 dari 4
(pal/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads