"Dampaknya sih tidak besar. Jadi kayak misalnya kemarin, (air) pasang. Kalau misalnya itu kan gelapnya tidak terlalu gelap tuh, jadi memang mata juga tidak terlalu kaget. Kan kayak malam mendadak, itu berdampak pada binatang, biasanya malam kok hanya sebentar. Dampaknya nggak terlalu terasa," kata Emanuel kepada wartawan, Jumat (27/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau nggak gerhana kan juga nggak disarankan melihat langsung. Itu kan tetap ada cahaya, jadi disarankan tetap harus pakai pengamanan," ucap Emanuel.
Menurut Emanuel, dampak gerhana matahari total lebih berdampak daripada GMC. Sebab, gerhana matahari total bisa menjadikan siang benar-benar seperti malam.
"Lebih besar (dampak) yang (gerhana matahari) total. Total kan jadi seolah-seolah malam. Jadi tiba-tiba, siang-siang jadi malam," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, fenomena GMC disambut warga di berbagai penjuru Nusantara. Ada yang penasaran melihat langsung, ada juga yang menggelar salat gerhana.
Di Kabupaten Simeulue, Aceh, warga mulai melaksanakan salat gerhana matahari ketika gerhana matahari cincin terlihat. Puncak cincin di kabupaten berjulukan Ate Fulawan itu terjadi pada pukul 11.55 WIB.
Di Riau, ribuan masyarakat menyaksikan GMC di Desa Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Saat puncak GMC terjadi, masyarakat berselawat.
Puncak GMC terjadi pada Kamis (26/12) pukul 12.17 WIB. Saat itu posisi bulan menutup sinar matahari secara penuh.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini