"Saya lihat ada viral di media sosial yang mengatakan peringatan Hari Ibu, Mother's Day, itu berdosa untuk diperingati karena itu dibuat oleh orang kafir maka harus bertaubat. Betul nggak? Ada yang nonton?" tutur Tito dalam sambutannya di Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (23/12/2019).
Baca juga: Tito Terbatasi Wewenang soal Rekening Kasino |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sampaikan kita harus berpikir, memahami sejarah, saya khawatir yang menyampaikan itu nggak memahami sejarah," tutur Tito.
Tito pun menjelaskan soal peringatan hari Ibu di negara lain yang memiliki sejarah berbeda dengan Indonesia. Hari ibu atau mother's day internasional disebutnya berawal di Yunani dan Inggris untuk menghormati para ibu.
"Khusus di kita 22 Desember ada sejarah kongres perempuan pertama di Yogyakarta," kata Tito.
Tito juga bicara soal peringatan hari ibu di Amerika Serikat yang mempunyai latar belakang aktivis yang merawat korban luka perang saudara. Ketika ibu seorang aktivis itu meninggal dunia, dibuat peringatan hari ibu untuk mengenang jasa para ibu.
"Ketika ibunya meninggal dunia, dia ingin memperingati dan mengenang jasa ibu. Kemudian mengajukan adanya satu hari untuk mengenang jasa para ibu dan itu diperjuangkan para ibu," kata Tito.
Setelah itu, Tito menjelaskan peristiwa yang ada di Indonesia. Tito yang merupakan Pembina Dharma Wanita Persatuan mengatakan kongres perempuan yang menjadi latar belakang munculnya Hari Ibu di Indonesia ditujukan untuk memperkuat peran wanita di masa kemerdekaan dan menciptakan emansipasi wanita.
"Ibu-ibu organisasi di Jawa dan Sumatera, seperti Muhammadiyah dan NU dan lainnya dengan seribu orang lebih membuat kongres pertama dengan tujuan memperkuat peran wanita. Untuk kemerdekaan dan untuk emansipasi. Sehingga tahun 1959 keluar dekrit dari Presiden Sukarno sebagai Hari Ibu, beda mother's day Amerika dan Inggris serta negara lain," jelas Tito.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini