Dia masih tak percara bisa mendatangi tempat suci umat Islam yang dibangun di masa Nabi Ibrahim AS (ada versi yang menyebut di masa Nabi Adam AS) itu saat umrah. Matanya berkaca-kaca. Tak sanggup dia berkata-kata. Kalimat talbiyah yang berulang kali dia ucapkan, terdengar dengan nada bergetar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
اللَّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيفًا وَتَعْظِيمًا وَتَكْرِيمًا وَمَهَابَةً وَزِدْ مَنْ شَرّفَهُ وَكَرّمَهُ مِمَّنْ حَجَّهُ وَاعْتَمَرَهُ تَشْرِيفًا وَتَكْرِيمًا وَتَعْظِيمًا وَبِرًّا
Arab-Latin: Allahumma zid hâdzal baita tasyrîfan wa ta'dzîman wa takrîman wa mahâbatan wa zid man syarafahu wa karamahu mim man hajjahu awi'tamarahu tasyrîfan watakrîman wata'dzhîman wabirran.
Artinya: Ya Allah, tambahkan lah kemuliaan, kehormatan, keagungan dan kehebatan pada Baitullah ini dan tambahkanlah pula pada orang-orang yang memuliakan, menghormati dan mengagungkannya diantara mereka yang berhaji atau yang berumroh padanya dengan kemuliaan, kehormatan, kebesaran dan kebaikan)."
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini