"Kita kan mengajukan untuk menang, yang punya potensi menangnya itu lebih tinggi," kata Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (17/12/2019).
Hinca kemudian menyinggung soal survei elektabilitas Gibran. Dia menyebut survei tersebut menjadi salah satu faktor pertimbangan Demokrat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota DPR RI itu juga tidak sepakat dengan anggapan yang menyebut Gibran dan Bobby sebagai dinasti politik Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hinca menilai dinasti politik apabila Gibran dan Bobby ditunjuk langsung oleh Jokowi.
"Yang dimaksud dinasti itu adalah penunjukan langsung. Artinya, bukan publik yang meminta. Tapi kalau publik memilih, tergantung pada siapa yang dipilih," tutur anggota Komisi III DPR itu.
"Yang disebut dinasti, misalnya, anakku, itu ditunjuk aja, nggak publik. Nah kalau publik yang memilih kan nggak boleh dimarahi, karena itu pilihan publik. Karena itu, harus kita luruskan dinasti politik itu," imbuh Hinca.
Sebelumnya, Gibran saat ini menduduki posisi kedua dalam elektabilitas. Hal itu didasari hasil survei Median, dengan peringkat teratas Achmad Purnomo, dengan elektabilitas 45 persen, sedangkan Gibran 24,5 persen.
Survei ini melibatkan 800 responden dengan margin of error +/- 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi kecamatan dan gender. Survei ini dilakukan pada 3-9 Desember yang lalu.
Halaman 2 dari 1











































