Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) tidak akan pernah memberikan ruang sedikit pun bagi semua narasi yang beraroma religious extremist (al-afkar al-mutatarrifah).
Agus Maftuh Abegebriel, Dubes RI untuk Saudi, menyampaikan pernyataan tersebut kepada tim Blak-blakan yang tayang di detikcom, Senin (9/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak akan menjawab ini secara spesifik AD/ART ormas tersebut, karena buku 'Negara Tuhan' ini ditulis pada tahun 2004 untuk memaparkan jaringan kekerasan internasional ,baik di Asia Tengah, Timur Tengah, Afrika Utara, dan juga Asia Tenggara. Jaringan penebar teror tersebut seperti Al-Qaedah dan Jama'ah Islamiyyah," terang Agus Maftuh.
Dia lantas membuka dokumen di laptop milenialnya. Dokumen tersebut adalah PUPJI (Pedoman Umum Perjuangan Jamaah Islamiyah) yang berisi 10 prinsip dasar Gerakan JI.
Simak Video "Sejumlah Syarat Agar Habib Rizieq Bisa Pulang"
Peneliti teroris internasional ini membacakan dua prinsip Jamaah Islamiyah, yaitu prinsip ke-4 dan ke-10. Prinsip keempat berbunyi: 'Sasaran Perjuangan Kita Adalah Memperhambakan Manusia Kepada Allah Saja dengan Menegakkan Kembali Khilafah di Muka Bumi'. Sedangkan prinsip kesepuluh adalah: 'Pengamalan Islam Kita Adalah Secara Murni dan Kaffah dengan Sistem Jamaah (Kelompok), Kemudian Daulah (Negara) kemudian Khilafah'.
"Prinsip ideologi kekuasaan khilafah di atas persis sama dengan yang diperjuangkan jejaring Al-Qaedah pimpinan Osama bin Ladin. Faktanya pimpinan Jamaah Islamiyah Mesir Umar Abdurrahman mempunyai dua anak yaitu Asadallah Rahman dan Asim Rahman yang juga merupakan mentor ideologis Osama bin Ladin," terang Agus Maftuh.
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut menyimpulkan bahwa semua gerakan teroris dan kekerasan berbasis agama di seluruh dunia mempunyai 'huge goal' atau target besar, yaitu mendirikan kekhalifahan di muka bumi. Nama dan bahasa bisa berbeda, namun bentuk dan tujuan tetap sama, yaitu khilafah Islamiyah, sebagai teologi kekuasaan dan sebagai mimpi bersama.
Untuk mengeringkan mata air ideologis tersebut, Agus Maftuh berharap pemerintah RI tegas melarang semua ormas untuk mencantumkan ideologi Al-Qaedah dan Jamaah Islamiyah dalam AD/ART-nya karena ideologi tersebut memiliki daya hancur yang tinggi terhadap NKRI.
Di akhir perbincangan, Agus Maftuh menjelaskan tentang akar terorisme. Pertama, terorisme adalah produk dari negara gagal (failed state). Kedua, jejaring terorisme juga produk dari negara yang krisis, baik politik, sosial, maupun ekonomi. Ketiga, terorisme juga merupakan hasil akhir dari pemahaman teks keagamaan yang ekstrem yang melakukan politisasi agama, baik di Yahudi, Kristen, maupun Islam. Dan yang keempat, terorisme adalah pabrikan dari konspirasi internasional.
Wakil Tetap RI di OKI tersebut berharap pemerintah RI secepatnya melakukan tiga hal. Pertama, Ideological Surveillance (teropong ideologi, semacam CCTV Ideologi). Kedua, Ideological Forensic (Bedah hukum terhadap ideologi yang membahayakan NKRI). Dan yang ketiga, Multifaceted Solution (memberikan solusi multilini untuk proteksi NKRI dari ideologi kekerasan).
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini