Stirofoam di Atas Bungker Persembunyian Saddam Hussein

Mesin Waktu

Stirofoam di Atas Bungker Persembunyian Saddam Hussein

Pasti Liberti Mappapa - detikNews
Jumat, 13 Des 2019 21:14 WIB
Saddam Hussein (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta - Hari ini, tepat 16 tahun lalu Saddam Hussein, Presiden Irak yang terguling saat koalisi dipimpin Amerika Serikat melakukan invasi, tertangkap dalam bungker persembunyiannya.

Invasi dimulai pada 19 Maret 2003 melibatkan hampir 180 ribu pasukan dari lebih 40 negara. Operasi militer memang menargetkan Saddam Hussein sebagai buruan utama yang harus ditangkap hidup atau mati.



"Misi kami jelas, untuk melucuti senjata pemusnah massal milik Irak, mengakhiri Saddam Hussein menyokong terorisme, dan membebaskan rakyat Irak," ujar Presiden Amerika Serikat George Walker Bush.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehari setelah invasi dimulai, koalisi menghancurkan Istana Presiden Irak di Baghdad. Kemudian disusul penguasaan atas sejumlah provinsi. Praktis tidak ada perlawanan berarti dari pasukan Irak. Saddam sendiri memilih bersembunyi selama berlangsungnya perang.



Saat Presiden Bush mengumumkan penghentian operasi perang pada 1 Mei 2003, Saddam belum ditemukan. Baru pada awal Desember 2003, saat pasukan koalisi berhasil menangkap puluhan anggota keluarga Saddam, ada titik terang keberadaan pria yang memimpin Irak sejak 1979 itu.

Pasukan koalisi lalu merancang sebuah operasi yang disebut 'Fajar Merah'. Brigade I Combat Team dari Divisi Infanteri IV yang dipimpin Mayor Jenderal Raymond Odierno ditugaskan menyelesaikan misi pengejaran itu.

Sebanyak 600 serdadu dengan berbagai keahlian terlibat dalam operasi tersebut. Laporan intelijen menyebut Saddam berada di sebuah tempat persembunyian di Desa Ad-Dwar, yang hanya berjarak 15 km dari kampung halamannya, Tikrit.

Pasukan lalu mengepung sebuah rumah pertanian yang hanya beberapa ratus meter dari tepi Sungai Tigris, tempat Saddam saban tahun datang untuk berenang merayakan hari kelahirannya. Dari rumah kecil itu, ditangkap dua orang bersenjata Kalashnikov. Namun Saddam tak ditemukan.



Baru setelah seluruh area rumah digeledah, prajurit mencurigai sebuah gundukan yang ditutup dengan permadani di halaman rumah. Setelah permadani tersebut digeser, terlihat kotak stirofoam yang menutup sebuah lubang.

Sekitar pukul 21.26, beberapa prajurit turun ke bungker sedalam lebih dari 2 meter itu. Mereka menemukan seorang pria dengan janggut tebal dan rambut kusut. Pria itu membawa sepucuk pistol tapi tak melawan.



"Tidak mungkin dia bisa melawan, sehingga dia hanya ditangkap seperti tikus," ujar Odierno dalam taklimat media di Kota Tikrit sehari setelah penggerebekan itu. Bersama Saddam ditemukan juga uang USD 750 ribu dalam pecahan USD 100.

Dilansir The Washington Post, rumah pertanian itu milik Qais Namaq, seorang mantan penjaga di salah satu istana Saddam di Baghdad. Namaq bersama dua adik lelakinya pulalah yang menggali dan membangun bungker itu untuk tempat persembunyian Saddam.

Sebelum ditangkap, Saddam berpindah-pindah di antara 20-30 rumah aman. Dia dilindungi jaringan klan yang setia. Untuk menghindari deteksi pasukan koalisi, Saddam bepergian malam hari dengan berjalan kaki, dengan perahu kecil di sepanjang Sungai Tigris.

Pengawal yang mengikutinya tak banyak. Hanya dua sampai tiga orang untuk menghindari perhatian. Pria kelahiran 1937 itu menanggalkan seragam kesukaannya dan memilih menggunakan pakaian khas Irak.

Agar mendapat perlindungan, Saddam membagi-bagikan uang berjumlah besar bagi kepala-kepala suku.
Halaman 2 dari 3
(pal/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads