Permintaan keterangan pada Irwan tersebut sehubungan banyaknya frekuensi kunjungan Gubernur Irwan ke luar negeri dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Muncul keresahan di tengah masyarakat Sumatera Barat melihat perilaku dan praktik bahwa hampir tiap bulan, hampir tiap bulan nih, Pak Gubernur ini pergi ke luar negeri," ujar Andre saat dihubungi, Jumat (13/13/2019)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irwan Prayitno bukan kader PKS "kemarin sore". Putra Minang yang lahir di Yogyakarta 55 tahun silam itu pernah jadi Ketua Perwakilan Partai Keadilan di Malaysia pada 1998. Partai Keadilan belakangan berubah menjadi PKS.
Irwan jadi salah satu dari tujuh kader Partai Keadilan yang mampu menembus Senayan pada Pemilu pertama usai reformasi, yakni Pemilu 1999. Dia kembali terpilih sebagai anggota DPR pada Pemilu 2004 dan 2009.
Setelah tiga kali berturut-turut berhasil menaklukkan Senayan. Irwan diajukan PKS jadi calon Gubernur di tanah leluhurnya pada Pilkada di tahun 2010 dan sukses. Dia berhasil memenangkan kembali pertarungan Pilgub Sumbar pada 2015.
Mendekati Pemilihan Presiden 2019, Musyawarah Majelis Syuro PKS menetapkan sembilan nama sebagai bakal calon presiden dan atau bakal calon wakil presiden hasil penjaringan internal.
Nama Irwan pun muncul sebagai salah satu bakal calon wapres dari PKS untuk menjadi pendamping Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra. Irwan masuk menjadi 15 kandidat bakal cawapres Prabowo yang dirilis Gerindra. Irwan juga masuk menjadi salah satu dari sembilan bakal cawapres Prabowo yang diajukan PKS itu.
Selanjutnya, PKS mengajukan Salim Segaf Al Jufrie dan Ahmad Heryawan (Aher) sebagai bakal cawapres untuk Prabowo. Namun, Prabowo memilih Sandiaga Salahudin Uno, rekan separtainya.
![]() |
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini