"Tidak ada kebijakan diskriminatif terhadap muslim. Jadi masalahnya dimana? Memang di suku Uighur ada segelintir orang yang berkeinginan untuk memisahkan Xinjiang dari China dan mendirikan satu negara merdeka bernama Turkistan Timur," ujar Xiao Qian dalam tayangan Blak-blakan di detik.com, Jumat (13/12).
Upaya gerakan separatisme semacam itu, dia melanjutkan, tidak dapat diterima pemerintah dan masyarakat China. Apalagi kaum separatis juga terlibat tindakan terorisme di Xinjiang.
Mantan Direktur Jenderal Urusan Asia Kementerian Luar Negeri RRC itu juga menyayangkan publikasi dari New York Times soal dokumen internal pemerintah China soal Xinjiang. Salah satu yang tertuang dalam dokumen itu adalah pendirian sejumlah lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi oleh pemerintah daerah Xinjiang yang disoroti secara negatif.
Meski belum membaca dokumen itu, dia menegaskan pendirian lembaga tersebut justru menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah Xinjiang melakukan deradikalisasi. "China pada umumnya berhasil mencapai kestabilan, tapi di sisi lain menghadapi tugas antiterorisme yang sangat berat," Xiao Qian.
Dia mengklaim di lembaga itu para pemuda muslim mendapatkan pendidikan dan pelatihan di berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, hukum dan keterampilan kerja. Mereka menikmati kebebasan pribadi dan kebebasan beragama. "Tapi dari mata dunia barat, mereka menceritakan ini sebagai bentuk represi bagi para muslim," tuturnya.
Sayangnya, ia melanjutkan, media mainstream di dunia internasional saat ini banyak didominasi oleh media barat. Sehingga pengaruhnya cukup efektif dan telah mempengaruhi sebagian masyarakat Indonesia. Akibatnya ada segelintir warga Indonesia yang berdemonstrasi di depan kedutaan China di Jakarta.
Untuk menepis citra negatif akibar paparan informasi tidak akurat dari media Barat, Xiao Qian blusukan ke berbagai pesantren, kampus, sekolah dan masjid di setiap provinsi di pulau Jawa. Upaya ini untuk menjelaskan kondisi yang terjadi di Xinjiang dan menceritakan kondisi perkembangan kehidupan beragama di provinsi tersebut kepada mereka yang ditemuinya.
Selain itu, Xiao Qian juga banyak mengundang sejumlah anggota DPR-RI, para pemimpin redaksi media massa terkemuka, hingga ormas Islam di Indonesia untuk berkunjung ke Xinjiang. "Setelah mereka berkunjung, mereka mendapat pemahaman yang berbeda," pungkasnya.
Tonton Blak-blakan Dubes RRC: China Sahabat Sejati Dunia Islam:
(hnf/jat)