"Kami akan membawa dua nama (Yusuf dan Randi) ini menjadi sebuah nama di ACLC. Di ACLC masih ada dua nama ada 4 nama sebenarnya yang sudah kita sampaikan kemarin di antaranya dua namanya akan kita abadikan," kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang usai menerima audiensi keluarga Yusuf dan Randi di KPK Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahwa mereka adalah berjuang untuk membersihkan Indonesia dari orang-orang jahat. 4 nama akan kita abadikan di ruang ACLC walaupun sebenarnya kok kelihatannya kok sebuah nama. Tidak itu mungkin hanya cara kita untuk keep our mind, untuk tetap membersihkan indonesia dan memperjuangkan 4 orang ini, 2 disebutkan Yusuf dan Randi akan kita abadikan di sana menjadi sebuah nama," ucapnya.
Saut mengatakan hal itu dilakukan agar menjadi pengingat untuk KPK terhadap perjuangan Randi dan Yusuf. Selain itu, Saut berharap perjuangan Randi dan Yusuf bisa memginspirasi anak-anak muda untuk memperjuangkan pemberantasan korupsi lebih baik.
"Itu agar menginspirasi anak-anak muda bahwa perjuangan mereka tidak sia-sia dan yang mereka perjuangkan adalah pemberantasan korupsi yang lebih efisien efektif dan seterusnya," tuturnya.
Simak Video "Herannya Hakim soal Eks Menag Lukman Tanya Seleksi Jabatan ke Rommy"
Sementara itu, ayah Randi, Lasali, menuntut keadilan atas tewasnya Randi. Dia berharap penembak Randi bisa dihukum seberat-beratnya.
"Kami tuntut di sini adalah penegakan keadilan. Solusinya. Jadi Penembak pelaku harapan saya semoga dipecat dan dihukum seberat-beratnya, itu pun belum sesuai dengan nyawa anak saya," kata Lasali.
Sedangkan, ibunda Yusuf, Endah Yulidah, mengaku datang ke KPK untuk mencari dukungan agar kasus kematian anaknya bisa terungkap jelas. Dia berharap para pihak yang menangani kasus kematian anaknya bisa mengungkap siapa pelakunya.
"Saya datang ke sini gedung KPK yang megah ini hanya cari dukungan agar kasus anak kami ditangani serius karena selama berjalan dua bulan ini kami belum dapat progress apapun dari kasus anak kami Yusuf. Mungkin kedatangan kami ke sini sebagai penyambung lidah kami agar suara hati kami lebih didengar petinggi di negara ini. Agar pihak-pihak yang berkewajiban dalam tuntaskan kasus anak kami bisa bekerja lebih giat bekerja lebih hebat dan bekerja dengan hati," kata Yulida.
Seperti diketahui, Yusuf dan Randi tewas dalam demo ricuh di depan kantor DPRD Sultra pada 26 September lalu. Yusuf tewas karena pukulan benda tumpul, sedangkan Randi tertembak di dada.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini