Tentang Pasukan Kanibal saat Perang Salib I Pecah Hampir 1 Milenium Lalu

Mesin Waktu

Tentang Pasukan Kanibal saat Perang Salib I Pecah Hampir 1 Milenium Lalu

Danu Damarjati - detikNews
Kamis, 12 Des 2019 16:25 WIB
Gambar ilustrasi: Tentara Salib menggempur Nicea pada 1097 (David Nicolle, Medieval Siege Weapons/Wikimedia Commons)
Jakarta - Pada 12 Desember 1098 di Timur Tengah, peristiwa horor terjadi. Manusia memakan manusia dalam makna yang sebenarnya. Praktik kanibal ini mewarnai awal Perang Salib yang bakal merentang sampai abad selanjutnya.

Setelah sukses melancarkan pengepungan Antiokhia (sekarang Antakya, Turki), tentara Perang Salib terus bergerak ke selatan untuk lebih dekat ke Yerusalem.

Tujuan mereka pada saat itu adalah kota bernama Ma'arrat Al Nu'man, atau biasa disebut sebagai Marrat, sekarang wilayah Suriah. Marrat dinilai tentara Salib sebagai kota padat dan makmur, terletak di dataran tinggi bergelombang. Marrat dikelilingi oleh benteng dan parit kering sebagai alat pertahanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Thomas Asbridge menjelaskan 'Pengepungan Marrat' dalam karyanya, 'The First Crusade: A New History, The Roots of Conclict Between Christianity and Islam', terbitan Oxford University Press.

Tentara Salib dipimpin oleh Raymond IV (Raymond de Saint Gilles), Bohemond I (Bohemond of Taranto), dan Robert II Pangeran dari Flanders (Prancis). Tentara Salib sampai di Marrat saat musim dingin, 28 November 1098. Penduduk setempat dengan angkuh mencemooh para pasukan yang baru datang dari jauh ini. Cemooh dan hinaan membuat para pasukan sangat marah. Tentara Salib kemudian menyerang benteng Marrat.



Berbekal dua tangga butut, serangan pertama gagal. Raymond, Bohemond, dan Robert rapat menentukan strategi selanjutnya. Serangan langsung tak akan mampu dilakukan karena jumlah penduduk Marrat kelewat banyak. Itu bakal makan waktu. Di sisi lain, pasokan makanan tentara Salib sudah semakin menipis di musim dingin ini. Kelaparan melanda.

"Dengan sedih saya laporkan, kelaparan membuat sepuluh ribu orang menyebar seperti ternak di lapangan, menggaruk tanah dan mencari gandung, jelai, kacang-kacangan, atau sayur-mayur," kata saksi mata bangsa Latin. Ada saksi mata yang menuliskan pemandangan saat itu, yakni Raymond Aguilers dan penulis Gesta Francorum.

Tentang Pasukan Kanibal saat Perang Salib I Pecah Hampir 1 Milenium LaluRaymond IV of Toulouse (Pelukis Merry Joseph Blondel 1781-1853/Wikimedia Commons)


Simak Video "Bukan Bandingkan Agama, UAS Singgung Salib untuk Jaga Akidah"


Strategi

Pasukan Raymond, Bohemond, dan Robert menjalankan strategi lanjutan: memanjat benteng Marrat sekalian merobohkannya dari bagian pondasi yang digali terus-menerus. Adapun pasukan muslim, yang disebut tentara salib sebagai 'Saracen', mempertahankan diri dengan ketapel batu raksasa, pelemparan sarang lebah, panah, dan api.

Tentara salib membangun menara yang lebih tinggi dari benteng Marrat selama 10 hari. Proyek menara itu memakan biaya paling tinggi, tujuannya supaya mereka bisa menyerang ke bagian dalam benteng Marrat dengan mudah. Kemudian, mereka juga membuat konstruksi tangga yang dilengkapi roda, bahannya adalah dari kayu-kayu yang ditebang di luar benteng. Dengan tangga raksasa itu, para pasukan bisa mendekati puncak benteng dan melancarkan serangan.



Penyerangan ke dalam benteng tak hanya satu sisi, tapi dua sisi. Di sisi lain, penggalian pondasi benteng terus dilakukan dan akhirnya misi tercapai: bagian benteng yang pondasinya dikeruk itu ambruk. Kepanikan melanda penduduk. Dengan begitu, pasukan salib yang sudah kelaparan berhasil masuk ke dalam kota.

Fajar 12 Desember menyingsing, penjarahan kota Marrat dimulai. Dari rumah-rumah penduduk, pasukan Bohemond merampas emas dan perak serta membunuh para penduduk. "Tak ada sudut kota yang bersih dari mayat Saracen, seseorang hampir tak bisa bepergian lewat jalanan kecuali dengan menginjak mayat-mayat mereka," demikian kata saksi mata.

Tiap lubang gua tempat persembunyian disambangi tentara, supaya penduduk keluar dari persembunyian maka gua itu diasapi dengan belerang. Penduduk disuruh menunjukkan lokasi penyimpanan harta, atau sekadar dibunuh atau dilempar ke sumur. Sumber pihak muslim menyatakan pengepungan ini mengakibatkan 10 ribu orang tewas.

Tentang Pasukan Kanibal saat Perang Salib I Pecah Hampir 1 Milenium LaluBohemond of Taranto (Pelukis Merry Joseph Blondel 1781-1853/Wikimedia Commons)


Kanibal

Kelaparan melanda, bahkan sejak sebelum mereka berhasil menggempur Marrat. Setelah Marrat berhasil ditaklukkan, pasukan menduduki kota. Namun, mereka tetap kekurangan bahan makanan di musim dingin ini.

Tentara mengais uang dari kantong baju mayat-mayat yang baru mereka bunuh. Namun rasa lapar sudah tak tertahankan, sebagian mengambil jalan yang lebih mengerikan.



"Saya gemetaran untuk menceritakannya. Banyak orang-orang kita yang menderita kelaparan, memotong pantat mayat Saracen. Bagian itu kemudian mereka masak dan makan, bahkan memakannya sebelum daging itu matang," demikian kesaksian yang dituliskan pendeta Fulcher of Chartres.

Tiga pekan setelah 12 Desember, kondisinya masih seperti itu. Mereka memungut mayat Saracen dari rawa-rawa dan memakannya. "Kanibalisme di Marrat ini adalah yang paling terkenal dari semua kekejaman Perang Salib I," tulis Thomas Asbridge.



Pendeta Ralph Caen dalam karyanya, 'Gesta Tancredi', bahkan mencatatkan hal yang lebih absurd lagi soal kanibalisme ini. Sebagian orang ragu bahwa ini adalah kejadian sebenarnya, karena ini adalah catatan Ralph berdasarkan keterangan orang lain.

"Yang saya dengar, mereka yang terdesak kondisi kekurangan makanan kemudian mulai memakan daging manusia. Orang dewasa diantara para kafir dimasak di wadah, dan anak-anak ditusuk dan dibakar," tulis Ralph Caen.



Berita tentang brutalnya orang Franks, begitu penduduk Timur Tengah pada saat itu menyebut pasukan dari Eropa, menyebar ke daerah tetangga Marrat. Komandan-komandan muslim mulai menganggap orang-orang dari Benua Biru memang haus darah dan barbar.

Dimulai sejak 1096, Perang Salib terus berlanjut usai pengepungan di Marrat. Di kawasan Mediterania Timur-Yerusalem, Perang Salib berlanjut sampai Abad 13.

Tentang Pasukan Kanibal saat Perang Salib I Pecah Hampir 1 Milenium LaluRobert II Pangeran dari Flanders (Henri Decaisne 1799-1852/Wikimedia Commons)
Halaman 2 dari 3
(dnu/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads