Hetifah awalnya mengkritik UN yang selama ini lebih banyak hafalan. Dia menilai peserta didik seharusnya diasah kemampuan literasi dan numerasinya.
"Selama ini UN lebih banyak hafalan. Padahal yang kita perlukan adalah mendidik anak-anak kita untuk mempunyai skill, seperti kemampuan literasi dan numerasi," kata Hetifah kepada wartawan, Rabu (11/12/2019).
Hetifah menilai hal itu menjadi dasar nilai Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia rendah. Penilaian sikap siswa, katanya, juga tak dimasukkan ke penilaian para guru.
"Karena fokus dan penekanannya salah. Tolok ukur lain seperti sikap juga tidak masuk ke dalam asesmen," ujarnya.