"Terima kasih kegiatan ini mudah-mudah tahun depan kita bikin lagi. Tapi kemarin ada yang bilang hari antikorupsi nggak usah dirayakan, boros katanya. Ya dirayain aja korupsi terus, apalagi nggak dirayain. ini membuat kita hafal apa yang kita kerjakan, maksudnya jangan pernah berpikir kegiatan hari ini tidak ada manfaatnya. Paling nggak kita yang di sini yakin," kata Saut di gedung ACLC Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2019).
Hal itu disampaikan Saut saat menutup Festival Media Digital Pemerintah. Festival Digital Pemerintah merupakan rangkaian peringatan Hakordia 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada acara itu, Saut juga berpesan untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Sebab, ia mengatakan rekam jejak digital dalam media sosial saat ini dijadikan pertimbangan lembaga pemerintahan dalam merekrut karyawan.
"Jangan ngomong sembarang di Facebook pada saat mau lamar KPK, saat di-track pada maki-maki temannya dan nanti tim seleksi akan lihat, 'Oh ini karakternya jelek'. Begitu juga dengan sehari-hari kita kalau itu memang pemimpin kita agak lambat, agak gaptek sebaiknya memang diingatkan saja," ucapnya.
Selain itu, dia juga meminta lembaga pemerintahan ke depan lebih kreatif dalam memberikan informasi ke publik agar tidak ketinggalan zaman. Menurutnya, teknologi terus berkembang setiap tahunnya.
"Bahwa digital itu kecepatannya 2 kali lipat bertambah. Nah kecepatan yang bertambah itu menantang kita untuk kemudian kita mengikut kecepatan itu. Apakah itu lewat streaming-nya, gambarnya atau teksnya. Ini setiap tahun, 18 bulan kecepatannya double. Itu terlihat dari sekarang. Kalau kita tertinggal dan konten kita tidak kreatif, teknologi maju, kalau kita nggak naik teknologi berubah terus kita akan kegilas," sebutnya.
Saut kemudian bicara kesulitan KPK memberikan informasi ke publik, terutama soal kegiatan pencegahan. Menurutnya, publik kurang tertarik dengan berita-berita pencegahan dibanding berita penindakan.
"Nah orang yang begitu tidak menarik, kita bicara dengan Mas Febri (Kabiro Humas KPK Febri Diansyah) Memang pencegahan tidak menarik. Kalau pencegahan yang nonton cuma 30 orang. Kalau penindakan itu puluhan ribu," kata dia.
"Maksudnya bagaimana menjelaskan apa yang kita kerjakan ke publik itu saja tidak cukup, apalagi kalau tidak dijelaskan, kalau nggak di Twitter-kan, tidak di Facebook-kan," jelas Saut.
Sebelumnya, Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) diperingati setiap 9 Desember. Ketua KPK terpilih, Firli Bahuri, berharap suatu saat Indonesia tak lagi memperingati Hakordia karena sudah terbebas dari korupsi.
"Saya berharap suatu saat, kita tidak lagi melaksanakan peringatan hari korupsi sedunia karena negara sudah bersih dari korupsi dan kita sudah bebas dari korupsi," ucap Firli.
Wakil Ketua KPK terpilih Lili Pintauli Siregar juga berharap tak ada lagi peringatan Hakordia lagi ke depannya. Menurutnya, yang penting korupsi diminimalisir.
"Harapannya tidak lagi ada peringatan Hakordia tahun-tahun berikutnya. Paling tidak mudah-mudahan korupsi akan diminimalisir ya tapi itu pasti ada banyak elemen bangsa yang harus berperan untuk itu, tidak bisa hanya dengan KPK saja," ucap Lili di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (9/12).
"Intinya sih paling tidak apakah boleh 3 tahun ke depan jadi tidak tiap tahun dirayain atau diperingatin ya, karena beberapa negara yang sudah... ini kan sudah tidak memperingatinya kan," imbuhnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini