Selain itu, kata dia, laporan Komnas Perempuan menunjukkan banyak peraturan daerah yang mendiskriminasi perempuan. Dia mengatakan harus ada kesetaraan perempuan dan tidak boleh direndahkan.
"Hal itu yang harus kita perjuangkan bersama. Ketika memperjuangkan hal-hal seperti ini kita tidak menyerang agama. Kita memperjuangkan kesetaraan perempuan, di mana perempuan tidak boleh direndahkan atas dasar justifikasi apa pun," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bertepatan dengan Hari Antikorupsi Sedunia, Tsamara lalu berbicara soal pengalaman pribadinya setahun lalu ketika menghadiri undangan KPK. Ketika itu, dia lagi-lagi merasa direndahkan sebagai politikus perempuan, lantaran diberi kesempatan duduk di depan.
Pada saat itu, Tsamara mendengar bisikan-bisikan dari politisi senior yang menganggapnya tidak pantas duduk di depan. "Karena dianggap politik kok perempuan, politik itu ya kita politisi laki-laki yang sudah senior, paling paham, kamu ngerti apa soal kompromi, kamu ngerti apa soal negosiasi," kata Tsamara.
"Karena saya biasa di seperti itu kan, dilecehkan, perempuan dianggap rendah, saya mencoba untuk menjadi laki-laki. Saya ingin membuktikan sama kuatnya dengan laki-laki, saya katakan 'Saya bisa cari duit dan lain-lain' tentu mereka ketawa 'ya coba silakan'. Tapi saya buktikan itu, saya coba fundraising saya coba jadi orang yang kuat. Intinya politisi itu nggak boleh terlihat lemah," tegasnya.
(fas/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini