Pengemis anak-anak sangat mudah ditemui di depan loket pintu keluar parkir Mal Panakkukang di Jalan Pengayoman dan Jalan Adyaksa.
Mereka menengadahkan tangan dan berharap mendapatkan kembalian uang parkir dari pengemudi mobil yang baru saja keluar dari mal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengemis anak yang mampir di warkop biasanya tidak jalan sendirian. Mereka beriringan dengan perempuan dewasa berpakaian kumal sambil mendorong gerobak atau becak, yang menyamar seperti pemulung sampah.
Selain itu, ada juga pengemis nenek-nenek yang membawa balita, yang ditidurkan di atas trotoar, seperti yang bisa dijumpai di sekitar Jalan Andi Mappaodang dan Jalan Andi Tonro, tidak jauh dari rumah dinas Kapolda Sulsel.
Kepala Dinas Sosial Makassar Mukhtar Tahir mengatakan pihaknya akan segera menertibkan pengemis anak-anak. Orang-orang dewasa yang mengeksploitasi anak-anak untuk mengemis juga akan ditindak.
"Sebentar saya akan suruh tertibkan, kalau pengemis anak yang disiksa ibunya sudah ditangani Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak ," ujar Mukhtar.
Sementara itu, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Makassar, Andi Tenri Palallo mengatakan, pengemis anak SA yang kini ditanganinya, mengaku ditarget orang tuanya membawa pulang uang Rp 50-70 ribu dari hasil mengemis di sekitar wilayah Panakkukang.
"Uang tersebut akan dikumpulkan orangtuanya untuk membayar cicilan kredit motor orang tuanya. Kasus yang dialami SA, karena uang hasil ngemis dipakai jajan sehingga ibunya marah dan memukulinya," kata Tenri.
Sebelumnya, Ketua DPRD Makassar Rudianto Lallo juga menyinggung maraknya pengemis anak-anak di Makassar, tidak sejalan dengan predikat Makassar sebagai kota layak anak dan Perda Kota Makassar No 5 Tahun 2018 tentang perlindungan anak, yang mengatur 10 hak anak-anak.
Tonton juga video Polisi Dalami Kasus Ibu Paksa Anak Ngemis di Makassar:
(mna/fdn)