Setahun di Riau: 2 Gajah Mati karena Manusia, Harimau Tewaskan Warga

Kaleidoskop 2019

Setahun di Riau: 2 Gajah Mati karena Manusia, Harimau Tewaskan Warga

Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Rabu, 04 Des 2019 20:07 WIB
Foto: Seorang mahout bersama gajah Sumatera menuju area penggembalaan di Pusat Konservasi Gajah Riau, Selasa (13/3). (ANTARA FOTO/FB Anggoro/18)
Riau - Kasus manusia diserang atau menyerang satwa liar di Riau, mewarnai tahun 2019. Mulai dari kasus penyerangan gajah oleh manusia, hingga kasus harimau yang menyerang manusia.

Kasus konflik antara manusia dan satwa liar di Riau menjadi kasus yang marak sepanjang tahun 2019. detikcom pada Rabu (4/12/2019) merangkum beberapa kasus tersebut:


Gajah

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oktober 2019

Pada 7 Oktober 2019, warga dikejutkan dengan penemuan gajah liar yang mati dengan kondisi membusuk. Belakangan diketahui, gajah itu bernama Dita. Saat ditemukan kaki Dita nampak membusuk karena luka.

Setelah pemeriksaan diketahui, bahwa tahun 2014 silam, gajah Dita terjebak pada jerat yang dipasang manusia. Jerat itu sendiri kerap disebut diperuntukkan untuk menangkap babi, bukan gajah.


Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, bersama aktivis lingkungan sempat memberikan pengobatan medis pada kaki kiri Dita. Namun, luka di kaki gajah itu kian memburuk. Dita harus bertahan hidup dengan kondisi luka yang tak kunjung sembuh selama lima tahun. Akhirnya gajah itu pun mati di Kabupaten Bengkalis, Riau dalam usia 30 tahun.

"Dita adalah korban dari warga yang memasang jerat di kawasan semak belukar. Jerat yang katanya untuk babi menjadi malah melukai Dita. Selama lima tahun dia jalan dengan kaki yang terluka, yang pada akhirnya mati. Ini semua ulah manusia yang tidak bertanggung jawab," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono kepada detikcom, Rabu (4/12/2019).

November 2019

Sebulan setelah Dita mati, kabar kematian gajah liar di Riau kembali terjadi. Seekor gajah jantan dewasa dengan usia yang diperkirakan 40 tahun ditemukan mati membusuk di Desa Tasik Serai Kecamatan Talang Mandau, Kabupaten Bengkalis.

Gajah ini ditemukan pada Senin (18/11/2019) oleh seorang pekerja di kawasan konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Arara Abadi kelompok Sinar Mas Group. Sebelumnya ditemukan, gajah ini diperkirakan sudah mati enam hari sebelumnya. Hal ini dapat terlihat dari kondisi gajah yang telah membusuk dan dikerubungi belatung.


Gajah ini juga mati secara tak wajar. Sebab, saat ditemukan kedua gadingnya sudah tidak ada lagi. Diduga kuat gajah ini merupakan korban perburuan manusia.

"Kondisi kepala gajah sudah terpotong dari pangkal belalai di mana belalai terpisah dari tubuh dengan jarak satu meter. Gajah tersebut dugaan kuat mati karena perburuan liar dengan memotong bagian kepala untuk mengambil kedua gadingnya," kata Suharyono.

BBKSDA Riau bersama tim medisnya sempat melakukan nekropsi atau autopsi pada tubuh sang gajah. Namun hasilnya tidak ada ditemukan proyektil di tubuh gajah tersebut, dan tidak pula ditemukan unsur racun di dalam tubuhnya. Habitat gajah diketahui berada di kawasan hutan Giam Siak Kecil.

Kematian gajah liar ini pun menjadi perhatian Ditreskrimsus Polda Riau. Polisi mencium aroma kuat korban perburuan liar.

"Ini salah satu kasus yang menjadi atensi kita mengungkapnya. Namun memang butuh waktu untuk mengungkap jaringan mafia perburuan liar ini," kata Dir Reskrimsus Polda Riau, AKBP Andri Sudarmadi kepada detikcom.

Harimau

Agustus 2019

Tak hanya cerita tentang gajah yang mati karena ulah manusia. Tahun 2019 juga diwarnai dengan serangan harimau. Kali ini, harimau yang menyerang warga di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau.

Seorang pria bernama Indra (36) yang biasa mencari kayu di hutan tewas mengenaskan pada Minggu (25/8/2019). Korban diserang harimau ketika hendak mandi di sumur yang berjarak 30 meter dari pondok yang dia huni bersama rekannya.


Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Lokasinya di Dusun Sinar Danau Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran. Korban yang pergi untuk mandi di sumur tiba-tiba diserang oleh harimau. Saat korban pergi mandi, rekannya yang bernama Andi tiba-tiba mendengar teriakan. Andi mencoba melihat temannya, saat itu terlihat harimau tengah menyerang Indra.

Andi sempat mencari pertolongan ke warga sekitar. Namun, Indra akhirnya ditemukan tewas dengan tubuh yang tak utuh lagi.

November 2019

Namun, kasus penyerangan harimau terhadap manusia tak sampai di sini. Korban selanjutnya adalah Wahyu Kurniadi (19) warga asal Aceh yang merantau bekerja di perusahan hutan tanaman industri. Korban ditemukan tewas usai diserang harimau di kawasan konsesi PT RIA di Kecamatan Pelangiran pada Kamis (24/10/2019).

Dalam catatan detikcom, lokasi penyerangan harimau liar ini adalah wilayah jelajah harimau bernama Bonita. Pada 2018 silam, Bonita juga menyerang dua warga hingga tewas. Korban pertama Jumiati pekerja perkebunan sawit di perusahaan Malaysia. Korban kedua seorang pria asal bernama Yusri. Lokasinya masih berada di tempat yang sama.

Bonita yang menerkam dua warga sempat dievakuasi dari lokasi sekarang dibawa ke pusat rehabilitasi harimau sumatera di Sumbar. Setahun Bonita di sana, kembali di lepas ke alam liar di Riau. Bonita dipasangkan GPS Collar di bagian lehernya dan dilepas ke alam liar Juli 2019.

Terlepas dari semua kasus di atas, satwa liar di Riau disebut terus terancam punah. Habitatnya kini sudah banyak beralih fungsi menjadi perkebunan sawit, HTI dan pemukiman penduduk. Para satwa liar ini terancam tergusur dari rumahnya sendiri.
Halaman 2 dari 3
(rdp/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads