"Intinya kita ingin ibu kota baru itu mencerminkan masa depan, nah salah satu fitur dari masa depan adalah teknologi dan inovasi. Jadi nanti arah, apapun namanya, pusat riset atau pusat inovasi adalah untuk menyiapkan Indonesia memasuki masa depan," kata Bambang di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Unicorn ini kan digital tapi kan mereka nggak mungkin selamanya, mereka harus kompetitif. Supaya kompetitif, mereka harus punya R&D yang kuat dan inovasi yang kontinyu. Nah itu bisa kalau punya uni R&D yang kuat yang berujung pada inovasi. Unit inilah yang kita harapkan. Kan masing-masing punya karena mereka bersaing, jadi mereka nanti mengembangkannya di sana. Tapi syaratnya harus ada universitas. Universitas yang berorientasi science, technology and matematic untuk mendukung sumber daya manusianya," ujar dia.
Pemerintah, kata Bambang, akan mengundang diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai negara. Kehadiran mereka diharapkan dapat mendukung pembangunan pusat inovasi di Ibu Kota baru.
"Di samping juga kita akan coba rekrut diaspora. Diaspora Indonesia yang ada di mana-mana itu mudah-mudahan bisa kita tarik dan bisa mendukung inovation centre yang ada di ibu kota baru," ujar dia.
Bambang menjelaskan diaspora itu bisa bekerja di lembaga pemerintah atau lembaga swasta. Pada prinsipnya, kata Bambang, pemerintah berupaya menciptakan ekosistem agar para periset dan peneliti terbaik berada di Ibu Kota baru.
"Kan tergantung. Ketika kita merekrut diaspora, misalkan. Kan bisa ada beberapa employer, universitas misalnya. Universitas juga bisa negeri, artinya pemerintah, bisa juga univrsitas swasta tapi ya dia ditarik yang penting di ada di situ. Kemudian inovation centre ada yang mungkin di bawah saya nanti, BRIN," ujar dia.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini