BSNP Tak Ingin Lagi Ada Murid Tempuh Jarak Jauh-Menginap untuk Ikut UNBK

BSNP Tak Ingin Lagi Ada Murid Tempuh Jarak Jauh-Menginap untuk Ikut UNBK

Jefrie Nandy Satria - detikNews
Rabu, 27 Nov 2019 21:23 WIB
Ilustrasi UNBK (Foto: Istimewa)
Jakarta - Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Doni Koesoema A memberikan evaluasi terkait pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun 2019. Dia menekankan hal tersebut tidak boleh terjadi lagi pada UNBK tahun depan.

"Jadi ada jarak beberapa sekolah yang ingin Ujian Nasional Berbasis Komputer, tetapi tempatnya jauh. Mereka ada yang harus jalan, naik bus ke kota untuk ngikut, tidur, nginep. Itu saya rasa hal ini nggak boleh terjadi lagi," kata Doni Koesoema di kantor LAN, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2019)

Doni mengatakan pemerintah harus memperhatikan terkait jarak dan kesediaan komputer di sekolah-sekolah. Dia mengingatkan jangan sampai ketidaksediaan komputer di sekolah mengganggu psikis murid saat menjalani UNBK tahun depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Artinya, pemerintah daerah harus memastikan anak-anak ini secara psikologis dan mental itu siap. Jangan sampai sudah capek duluan kemudian baru mengerjakan ujian nasional," sambungnya.

Dia mengatakan ketersediaan komputer di sekolah bukan hanya karena UNBK, namun juga sebagai bentuk menjawab kemajuan teknologi. Doni berharap UNBK selanjutnya dapat dilaksanakan di semua sekolah di Indonesia.

Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Doni Koesoema AAnggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Doni Koesoema A (Jefrie Nandy Satria/detikcom)

"Lalu kemudian pemerintah daerah juga perlu memetakan sekolah-sekolah mana yang kemudian belum memiliki komputer dan lain-lain supaya mereka bisa mengembangkan IT," ucapnya.




Doni selanjutnya menyinggung tentang adanya soal-soal berdaya pikir tinggi pada UNBK. Menurutnya, guru pun harus diberi sosialisasi agar mampu membuat soal yang tidak mempersulit para peserta UNBK.

"Jangan sampai seperti yang tahun 2019 ketika ada persoalan dadu dilempar 600 kali lalu anak-anak, 'Pak, ini saya gempor nih, Pak'. Matematika ini harusnya lebih mudah tapi malah mempersulit. Ini kan hanya masalah pemahaman saja. Itu secara matematik bisa dibenarkan," ujar Doni.

Menurutnya, soal yang membutuhkan daya pikir tinggi tidak harus dihilangkan dalam soal UNBK. Namun, kata Doni, jumlah soal tersebut harus diperhitungkan jumlahnya.

"Nggak (dihapus). Soal seperti itu harus tetap ada karena ini terkait cara berpikir tingkat tinggi. Tetapi porsinya itu jangan banyak-banyak, 20 persen saja. 20-25 persen, sekitar itu," tutur Doni.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads