Acara 'Seminar Propartif dan Penganugerahan Predikat Kepatuhan Tahun 2019' itu digelar di Hotel JS Luwansa, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2019). Penganugerahan itu diterima langsung oleh Menag Fachrul Razi dan Menlu Retno LP Marsudi.
Anggota Ombudsman RI Adrianus Meliala mengatakan penganugerahan ini merupakan hasil survei dalam lima tahun. Survei itu meliputi 800 entitas yang terdiri dari kementerian, lembaga, pemda tingkat 1 dan 2.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kementerian agama dan kementerian luar negeri, yang tahun ini (mendapat penganugerahan) ya. Untuk yang paling tingginya kementerian luar negeri, kami akan berikan suatu award khusus untuk Bu Retno," sambungnya.
![]() |
Adrianus mengatakan penilaian kepatuhan ini disesuaikan dengan Undang-undang 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Penilaian tersebut juga memperhatikan tentang beberapa fasilitas yang ada di beberapa kantor lembaga terkait.
"Di situ ada 14 item. Item ini agak sederhana tapi di undang-undang bahwa ketika kita datang ke Kemenlu, dalam hal ini, mau ngurus visa, paspor, dan seterusnya, itu misalnya ada nggak ruang tamu, ada nggak toilet, ada nggak ruang laktasi, ada nggak ruang rambatan kalau kita difabel, ada nggak jembatan untuk naik ke atas kalau kita pakai kursi roda, remeh-remeh. Tapi kalau itu nggak dipenuhi mereka standar minimal kan, maka bagaimana mau naik ke tingkat yang lebih tinggi," paparnya.
Sementara itu, Menag Fachrul Razi mengatakan penganugerahan ini merupakan apresiasi kinerja kolektif pegawai Kemenag. Menteri agama sebelumnya juga berperan.
"Kami senang sekali mendapat penghargaan ini dan ini akan saya tunjukkan kepada semua anggota ini adalah prestasi mereka semua bukan prestasi orang per orang. Saya akan tunjukkan juga kepada menteri sebelum saya karena dialah yang mengkoordinir ini bukan saya. Saya hanya menerima hadiah di depan saja," kata Fachrul dalam sambutannya.
Fachrul menuturkan dalam pelayanan, kementeriannya memiliki misi mendorong toleransi di masyarakat. Selain itu, moderasi beragama juga jadi hal yang didorong.
"Kami punya misi setiap melayani publik kami pasti memasukkan ide-ide kami. Satu, toleransi dan moderasi beragama. Bukan moderasi agama. Kalau agama sudah moderat nggak perlu dimoderasi. Yang perlu dimoderasi adalah kehidupan beragama yang kami namakan moderasi beragama," sambungnya.
Menlu Retno juga menyampaikan rasa terima kasih atas penghargaan tersebut. Penghargaan ini, katanya, merupakan apresiasi dari kerja keras para pegawai Kemlu.
"Jadi ini adalah kerja keras teman-teman di Kementerian Luar Negeri. Saya baru saja mendarat dari Busan dini hari dan saya sudah berjanji untuk mewakili teman-teman (kementerian) luar negeri untuk menerima anugerah ini. Tentunya ini bukan hal yang mudah untuk dicapai dan lebih lagi adalah tidak mudah dipertahankan," kata Retno.
Selain Anugerah Predikat Kepatuhan Tinggi, Kemlu juga meraih nilai tertinggi pada penganugerahan tersebut. Retno mengatakan terdapat 3 hal yang menurutnya perlu dipertahankan.
"Pertama adalah mengubah mindset para pelaku, para pejabat. Karena tanpa mindset yang berubah maka tidak mungkin kita akan bekerja dengan baik. Yang kedua adalah penerapan standar. Karena dengan standar itu akan menciptakan certainty, akan mempermudah untuk dipantau pelayanannya dan yang ketiga, tentunya adalah inovasi sistem," sambungnya.
Momen penganugerahan ini juga bertepatan di hari ulang tahunnya hari ini. Selepas sambutan, pihak panitia langsung membawakan kue dan memberikan kejutan ulang tahun untuk Retno.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini