Jadi Tokoh Modernisasi, Megawati Minta Menteri Jokowi Perhatikan BMKG

Jadi Tokoh Modernisasi, Megawati Minta Menteri Jokowi Perhatikan BMKG

Zunita Putri - detikNews
Senin, 25 Nov 2019 19:11 WIB
Megawati Soekarnoputri dinobatkan sebagai Tokoh Pelopor Penguatan Modernisasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (MKG). (Zunita/detikcom)
Jakarta - Presiden Indonesia ke-5 Megawati Soekarnoputri dinobatkan sebagai Tokoh Pelopor Penguatan Modernisasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (MKG). Megawati pun meminta menteri Kabinet Indonesia Maju memperhatikan program-program penanggulangan bencana.

Dalam acara pemberian penghargaan pada Megawati, turut hadir sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju. Mereka adalah Menkum HAM Yasonna Laoly, Menkeu Sri Mulyani, Menhub Budi Karya Sumadi, Menko PMK Muhadjir Effendy, Mensos Juliari Batubara, Seskab Pramono Anung, Menristek Bambang Brodjonegoro, Menkes dr Terawan, Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar, serta Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Awalnya, Mega bicara mengenai asal mula tercetus ide mendirikan BMKG dalam suatu badan sendiri yang langsung berkoordinasi dengan presiden. Dia menyebut keputusannya membuat BMKG kala itu saat dia menjadi presiden tapi ide itu sebelumnya sudah mendapat lampu hijau dari presiden sebelumnya, yaitu Gus Dur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dia pun menjelaskan bahaya bencana alam yang kemungkinan terjadi di Indonesia. Dia meminta pemerintah, baik Jokowi selaku Presiden maupun menterinya, dapat melakukan semacam upaya agar bisa mengeluarkan semacam alat atau aplikasi untuk mendeteksi tanda bencana alam hingga pelosok desa, mengingat Indonesia berada di garis Khatulistiwa.

"Jadi untuk itulah makanya saya mohon sekali saya sudah bicara dengan Pak Jokowi berkali-kali ini ndak bisa begini terus. Kita harus lihat Tiongkok, di Tiongkok itu BMKG-nya karena saya dengar mereka membangunnya luar biasa sekali. Itu saya hanya masuk ke dalam sebuah seperti ruang operasionalnya, dan saya suruh duduk di tengah lalu diminta untuk mengentakkan kaki saya sekuat-kuatnya ini semuanya peralatannya mati," ungkap Mega dalam sambutannya di BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).

"Tapi begitu saya mengentakkan kaki saya ini langsung bunyi alarm alarm sekitar itu ternyata penunjukan. Akibat entakan saya, ternyata kuatnya itu 8,7 jadi luar biasa," cerita Mega.



Dia pun meminta Kepala BMKG Dwikorta membuat alat semacam BMKG Tiongkok itu. Dia meminta agar alat itu nantinya bisa mengeluarkan tanda peringatan hingga desa-desa.

"Jadi artinya, bayangkan itu langsung bunyi dan itu pun di desa kapan kita punya begini ya begitu ini langsung bunyi," jelasnya.

Dia mengatakan sempat bertanya kepada Mahasiswa asal ITB mengenai alat pendeteksi getaran yang dimiliki BMKG Tiongkok. Menurut Megawati, alat itu berkesinambungan dengan satelit, dia pun meminta Kemenkominfo membuat satelit semacam itu.



"Saya bertanya kepada seorang anak ITB itu gimana ya kalau begini-gini kok koordinatnya bisa begini-begini Tapi kok kita nggak bisa.... (dia bilang) Ibu itu satelit yang dipasang, saya tidak tahu itu berarti mungkin Kominfo ya itu dari sejak awal salah kalau untuk urusan BMKG. Jadi koordinatnya itu," kata Mega.

Selain Kominfo, Mega meminta Kementerian ESDM mengantisipasi adanya megathrust meniru penduduk Jepang yang sudah memiliki alat canggih untuk peringatan gempa. Dia juga meminta Menteri ESDM Arifin Tasrif, yang dulu menjabat Dubes Jepang, bisa mengedukasi masyarakat terkait gempa bumi seperti penduduk Jepang.

"Berikutnya itu adalah saya melihat Jepang. Jepang itu sangat perfect di dalam masalah ini. Ada sekarang jadi Menteri ESDM tadinya Dubes Jepang sekarang jadi menteri. Jadi saya nuwun ada menteri-menteri ya saya langsung aja," ucap Mega.



Dia juga meminta Menko PMK Muhadjir Effendy memasukkan kurikulum penanggulangan bencana kepada siswa sekolah.

"Saya lihat ada sebuah daerah (di Jepang) yang tidak boleh diganggu jalan, itu ada patoknya itu ada namanya '3M' tapi itu patok masih merah artinya apa masih cukup, terus lagi harus mencari apa yang dibilang aman warnanya mulai kuning, hijau, dan kalau di bukit. Itu dari anak-anak, makanya Pak Menko PMK ini masuk kurikulum di Jepang dan harus dilaksanakan orang tuanya juga sediakan semacam backpack isi 3 baju, 3 makanan, lalu obat-obatan pribadi dan sebagainya," katanya.



Lalu, Mega juga meminta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga gencar membuat bangunan tahan gempa. Selain itu, dia meminta Menhub Budi Karya Sumadi membuat rencana ke depan untuk mengantisipasi bencana alam di bidang transportasi.

"Menteri PUPR, mbok ya rakyat itu yo mesti dikencengi gitu. Kenapa sih kalau udah disinggung daerah bahaya mbok jangan... tentang kehidupan timbang suatu saat, saya yang dag-dig-dug berdoa," katanya.

"Pak Perhubungan (Menhub), ada loh Pak kereta api jalan ini pikiran saya salah bener terus terjadi gempa. Kereta apinya menggak-menggok gitu udah gitu nyelonong ke mana, Apa pertolongan pertamanya? Musti piye? Tahu-tahu masinisnya kepentok pingsan gimana? ini kan seharusnya menurut saya semua ini pelatihan. Jangan menganggap tidak berguna, sangat berguna," imbuh Mega.

Terakhir, dia menyinggung agar Menkeu Sri Mulyani juga peduli terhadap program antisipasi bencana. Dia menyarankan Srimul menyiapkan dana khusus untuk mengantisipasi bencana alam.

"Ibu menteri kalau ada seser-seser gitu. Nuwun sewu Bu ada yang bilang bener ya Mbak Ani (Srimul) itu ketat atau pelit, saya (bilang) nggak tahu tanya ke Ibu Menteri sendiri," tutup Mega sambil diiringi tawa peserta.
Halaman 4 dari 3
(zap/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads