Kakek La Ode mulai berkuliah di Universitas Muhammadiyah Buton, Bau-Bau, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada 2012. Program studi Bahasa dan Sastra Indonesia jadi pilihannya.
Namun, karena kondisi kesehatan, kakek La Ode sempat mengambil cuti akademik pada 2014.
"Tahun 2018 saya mulai mencoba menghadap kepala prodi (program studi) terutama pembimbing (menanyakan) apakah bisa saya ikut kembali atau tidak," kata kakek La Ode saat diwawancarai, Rabu (20/11/2019).
Dari konsultasi itu, kakek La Ode ternyata diperbolehkan melanjutkan sisa perkuliahannya. Pembimbingnya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan memintanya menyusun proposal dan skripsi.
"Saya ikuti petunjuknya, saya dapat melaksanakan sampai proposal saya selesai termasuk skripsi saya," tuturnya.
Petunjuk ini diikuti dengan baik oleh kakek La Ode dengan menyusun skripsi yang diberi judul 'Mengkaji Puisi Wolio Buton dalam Sastra Indonesia'. Skripsi ini diuji pada 12 Oktober 2019.
"Alhamdulillah saya dinyatakan lulus," ujar kakek La Ode.
Hingga akhirnya kakek La Ode--pensiunan guru--diwisuda pada 16 November 2019. Sebelumnya, kakek La Ode menyelesaikan D3 di Universitas Halu Oleo, Kendari, pada 1999.
"Keinginan untuk lanjut lagi mungkin. Sebab, menurut saya, di mana ada kemauan di situ ada jalan," kata kakek La Ode saat ditanya keinginannya melanjutkan program pasca-sarjana. (fdn/fdn)