"Dari hasil pemeriksaan tidak ada secara spesifik kebencian ke perempuan. Artinya dia tidak punya ketertarikan khusus ke lawan jenis, dia lebih tertarik ke game," kata Kasandra di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (18/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil pemeriksaan juga menyatakan tersangka memiliki keterbatasan kemampuan berkomunikasi, emosional, memiliki empati yang kurang, dan sangat agresif. Tersangka juga sangat sensitif dan merasa frustrasi hingga melampiaskan kekesalannya kepada orang lain.
"Dia ingin melampiaskan ke orang lain supaya orang lain bisa merasakan penderitaan yang dia rasakan. Dia suka lupa kemudian tidak mau pikir panjang, berusaha untuk menyelesaikan persoalan-persoalannya dengan cara yang sederhana, yang dia tidak pikirkan dampaknya," ungkap Kasandra.
Kasandra menuturkan tersangka tidak ada rasa kebencian terhadap perempuan meskipun korbannya kebanyakan wanita. Tersangka memilih korban dengan acak dan memilih wanita karena dinilai lemah.
Tersangka pun disebutnya melakukan aksi penyiraman secara sadar. Untuk itu, lanjut dia, tersangka masih mampu menjalankan proses hukum yang berlaku.
"Yang jelas yang bersangkutan sadar dan masih mampu menyadari perbuatannya," kata Kasandra.
"Motivasinya jelas melukai orang lain, menyakiti orang lain dengan harapan bisa berbagi penderitaan," kata Kasandra.
Seperti diketahui, teror air keras menghantui warga Jakarta Barat akhir-akhir ini. Selama sepekan terakhir ini, sudah 4 kali kejadian penyiraman air keras di wilayah Jakarta Barat yang dilakukan oleh tersangka Vindra Yuniko.
Tersangka berhasil ditangkap tim Polda Metro Jaya pada Jumat (16/11) pada pukul 18.30 WIB di wilayah Jakarta Barat. Hingga saat ini, proses pemeriksaan terhadap tersangka masih berlangsung. (sam/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini