"Begini, kasus ini kan yang pertama laporan itu ada di Kebon Jeruk, di sini kita dapatkan sedikit saksi. Nah peristiwa kedua tanggal 8 November itu ada CCTV, saksi ada, hanya CCTV itu agak kabur. Jadi kita kesulitan mengungkapnya," jelas Irjen Gator Eddy kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (18/11/2019).
Gatot Eddy kemudian mengungkap adanya keterangan saksi-saksi yang mendukung proses penyelidikan. Jadi, pelaku menurutnya dengan cepat terungkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irjen Gatot juga menyebut para korban teror juga bersedia memberikan keterangan ke polisi, sehingga polisi bisa mendapatkan petunjuk soal pelaku.
"Di samping itu para korban yang kita periksa baik peristiwa tanggal 5 November, 8 November dan 15 November juga memberikan keterangan sangat signifikan untuk kita ketahui pelakunya," bebernya.
Seperti diketahui, teror air keras sempat menghantui warga Jakarta Barat akhir-akhir ini. Selama sepekan terakhir ini, sudah 3 kali kejadian penyiraman air keras di wilayah Jakarta Barat.
Dari tiga kejadian itu, total ada 8 siswi SMP dan seorang pedagang sayur yang menjadi korban. Dari tiga kejadian itu, polisi telah menyimpulkan bahwa pelaku adalah orang yang sama.
Polisi sendiri telah menangkap pelaku bernama Vindra Yuniko. Tersangka berhasil ditangkap tim Polda Metro Jaya pada Jumat (16/11) pada pukul 18.30 WIB di Kembangan, Jakarta Barat.
Sementara, kasus penyiraman air keras kepada penyidik KPK, Novel Baswedan hingga saat ini belum menemukan titik terang. Sudah lebih dari 2 tahun pelaku dan motif teror itu masih jadi misteri.
Novel disiram air keras pada 11 April 2017 seusai salat Subuh di Masjid Al Ihsan, yang berjarak sekitar 4 rumah dari rumah Novel yang berada di Jakarta Utara. Polri pun telah membentuk tim gabungan untuk mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Halaman 2 dari 2