Tangerang Selatan - Polisi masih menyelidiki teror 'ambil ginjal' yang menghantui siswa SD Negeri 02 Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan. Pascateror tersebut, sekolah itu dijaga polisi.
"Dijaga, kita tempatkan juga anggota di sana, karena kejadiannya itu hanya sekali saja tidak setiap saat. Sesekali kita pantau, kita monitor," kata Kapolsek Pamulang Kompol Hadi Supriatna saat dihubungi
detikcom, Jumat (15/11/2019).
Hadi tidak menyebutkan jumlah personel yang ditempatkan di sekolah tersebut. Penjagaan polisi ini bersifat tertutup untuk sekaligus mengawasi apabila ada ciri-ciri pelaku yang dimaksud kembali datang ke sekolah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penempatan anggota tertutup pada lokasi agar sedapatnya ikut memonitor dan mencari keberadaan orang tidak dikenal tersebut," imbuh Hadi.
Pihak sekolah dan orang tua juga diimbau ikut berperan serta menjaga keselamatan anak-anak. Murid-murid agar senantiasa diawasi, terutama pada saat jam pulang sekolah.
"Agar orang tua murid menjemput anaknya, kemudian sekolah juga agar tidak membiarkan anak-anak pulang sendiri sebelum dijemput orang tuanya," kata Hadi.
Selain itu, Polsek Pamulang meningkatkan kegiatan
police goes to school. Dalam kegiatan ini, polisi menjadi inspektur upacara, memberikan penyuluhan agar para murid waspada terhadap modus-modus kejahatan dan juga bahaya narkoba dan lain-lain," paparnya.
Untuk diketahui, teror 'ambil ginjal' itu dialami dua siswa SDN 02 Bambu Apus, Pamulang, pada Jumat (8/11) lalu. Saat itu kedua korban didatangi pelaku yang menaiki motor.
Pelaku tersebut mengatakan kepada korban bahwa dia akan mengambil ginjalnya untuk dijual. Meski begitu, tidak ada sentuhan fisik dari pelaku dan pelaku langsung pergi seketika itu.
Polisi menduga hal ini dilakukan oleh orang iseng. Pelaku diduga hendak menyebarkan ketakutan kepada para murid.
"Dia tahu sasarannya anak kecil, (gampang) trauma, mungkin buat takut saja," tandas Hadi.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini