Mahfud dan Puan Tak Satu Solusi Soal Radikalisasi

Round-Up

Mahfud dan Puan Tak Satu Solusi Soal Radikalisasi

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 15 Nov 2019 08:55 WIB
Ilustrasi (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta - Tarik ulur evaluasi program deradikalisasi berhembus di kalangan para penggede. Terlebih peristiwa teranyar di Medan di mana terjadi ledakan bom bunuh diri menyulut kembali diskursus tersebut.

Berawal dari Puan Maharani yang prihatin atas peristiwa tersebut. Di sisi lain Puan yang kini duduk di kursi DPR-1 menilai peristiwa itu menjadi awalan bagi pemerintah mengkaji kembali program deradikalisasi.

"Tentu saja, deradikalisasi ini kemudian harus kita evaluasi, ya ini sudah masuk ke itu, ke individu-individu ini," kata Puan di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahfud dan Puan Tak Satu Solusi Soal RadikalisasiKetua DPR Puan Maharani (Foto: Lamhot Aritonang/detikcom)




Puan menjelaskan evaluasi program deradikalisasi harus komprehensif. Dia menyebut peranan masing-masing lembaga, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), kepolisian dan TNI harus jelas.

"Bagaimana peran dari apa namanya BNPT. Kemudian bagaimana peran Kepolisian, TNI. Dan bukan hanya itu saja, bukan hanya aparat hukum saja, tapi masyarakat ini, karena masuknya itu sudah ke wilayah umum," ucapnya.

Namun dari pemerintah--melalui Mahfud Md sebagai Menko Polhukam--tidak segendang sepenarian dengan Puan. Kenapa?



Tonton video Komisi Kebenaran, Cara Mahfud Bereskan Masalah HAM Masa Lalu:




Mahfud memiliki pemikiran yang berkebalikan dengan putri dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri itu. Malahan Mahfud menyebut jumlah teroris semakin menurun saat ini.

"Nggak (perlu), program deradikalisasi kok dievaluasi, diperkuat saja. Apanya yang perlu di deradikalisasi," ujar Mahfud di kompleks parlemen, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2019).

Mahfud menyebut secara kuantitatif jumlah teroris pada 2019 menurun. Namun, subjek pelaku pengebomanlah yang menurutnya justru meluas.

"Karena kalau dari sudut kuantitatif jumlah teror tahun 2017 dan 2018 jauh lebih tinggi dari tahun 2019. Artinya, tingkat antisipasi sudah oke. Tapi sekarang terjadi perluasan subjek," ucapnya.

Mahfud dan Puan Tak Satu Solusi Soal RadikalisasiMenko Polhukam Mahfud Md (Foto: Rolando FS/detikcom)


Dia mengambil contoh dari beberapa peristiwa yang terjadi belakangan ini. Peristiwa yang dimaksudnya di antaranya bom di Sidoarjo, Sibolga, hingga penusukan eks Menko Polhukam Wiranto.

"Kalau dulu teror orang laki-laki dewasa, tapi sekarang ada ibu-ibu. Yang Pak Wiranto melibatkan ibu, yang Sidoarjo ibu, Sibolga ibu. Lalu juga melibatkan anak. Yang di Surabaya itu bunuh diri bersama anak. Yang di Pandeglang itu juga melibatkan anaknya. Nah itu berarti kualitasnya semakin meluas, mengerikanlah. Tapi kuantitasnya menurun," katanya.

"Berarti apa, berarti tingkat antisipasi dari keamanan dan intelijen sudah cukup. Ya perlu ditingkatkan tentu saja, tapi sudah cukup bagus," imbuh Mahfud.


Halaman 2 dari 2
(dhn/fdu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads