"Jadi kami bersyukur bahwa ada dinamika, yang penting itu dinamika tersebut sehat. Dinamika itu produktif, politik yang kita jalankan adalah politik yang saling membesarkan hati satu sama lain. Yang memiliki kans, kesempatan untuk bisa maju menjadi calon ketum, tentu kami buka pintu selebar-lebarnya," kata Eddy di Sekretariat PAN, Jalan Daksa I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2019).
Saat dimintai konfirmasi apakah nama-nama yang menguat untuk mengisi kursi PAN-1 adalah Hanafi Rais dan Dradjad Wibowo, Eddy menyebut banyak tokoh partai yang berjuang memperebutkan kursi tersebut. Menurutnya, semua kader memiliki hak dan kesempatan yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eddy mengatakan semua kandidat itu memiliki tujuan membesarkan partai dan mengembalikan PAN ke jati dirinya. Eddy juga menyebut ada usulan dari kader-kader PAN di wilayah agar Zulkifli Hasan maju kembali untuk menjadi Ketua Umum PAN.
"Kami juga mendengarkan masukan yang cukup signifikan dari arus bawah, dari wilayah, bahwa mereka menghendaki Pak Zulkifli Hasan untuk kembali maju sebagai ketum di periode kedua. Tidak ada larangan di dalam AD/ART. Memang selama ini konvensinya adalah bahwa ketum hanya menjabat satu kali, tapi itu adalah sebuah konvensi, kebiasaan, dan tradisi, tapi tidak pernah ada larangan untuk hal tersebut," ujar Eddy.
Menurut Eddy, Zulkifli ataupun kandidat lain memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi Ketum PAN yang baru. Hal itu, kata Eddy, adalah bagian dari demokrasi di lingkup internal PAN.
"Pak Zul dan nama-nama yang lain tentu memiliki hak dan peluang yang sama. Dan saya kira ini adalah bagian dari demokrasi di PAN, di mana kita justru saling membesarkan hati satu dengan yang lain untuk masing-masing maju dalam kontestasi pimpinan parpol ini," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini