Atap JPO Sudirman Dilepas Demi Pemandangan Luas

Round-Up

Atap JPO Sudirman Dilepas Demi Pemandangan Luas

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 06 Nov 2019 06:16 WIB
JPO tanpa atap di Sudirman (Foto: Rengga Sancaya)
Jakarta - Ada yang baru di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Salah satu jembatan penyeberangan orang (JPO) di jalan protokol itu tak lagi dinaungi atap. Atap dilepas agar pemandangan luas dapat terlihat.

JPO tanpa atap itu ada di antara Wisma Bumiputera dan Menara Astra. Pada Selasa (5/11/2019), tampak tak ada lagi kanopi yang menutupi bagian atas jembatan. Pejalan kaki pun terlihat membuka payung untuk melindungi diri dari panas di siang hari. JPO itu sendiri tidak tersambung ke Halte TransJakarta melainkan hanya menghubungkan antartrotoar.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata, atap di JPO itu memang sengaja dicopot. Berikut penjelasan Pemprov DKI hingga tanggapan para pejalan kaki

Atap Dicopot Agar Pemandangan Terlihat

Pencopotan atap itu dilakukan oleh Dinas Bina Marga DKI. Kepala Dinas Bina Marga, Hari Nugroho, mengatakan atap di JPO dicopot agar pejalan kaki tidak hanya menyeberang melainkan menikmati pemandangan.

"Jadi tidak hanya sebagai fungsi menyeberang, tapi jadi wahana bisa memandang Jakarta secara luas terbuka. Kan (pemandangan) gedung semua," ucap Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho, saat dihubungi, Selasa (5/11/2019).

"Ya di luar negeri pun demikian. Jadi artinya JPO tidak hanya selalu untuk menyeberang, tapi menikmati. Menyeberang itu menikmati kiri kanan pemandangan Jakarta," kata Hari.


JPO tanpa atap / JPO tanpa atap / Foto: Rengga Sancaya


Simak video Waduh! Ujung JPO Ini Malah di Jalan Raya:


Nasib Pejalan Kaki Jika Hujan

Bagaimana nasib pejalan kaki jika hujan? Hari menegaskan hal itu sudah diperhitungkan. Dia mengatakan JPO yang atapnya dibuka hanya JPO yang menghubungkan antartrotoar, bukan yang menuju ke halte.

"Sifatnya, orang menyeberang ke JPO terus (terus) halte itu tertutup. Tapi dari trotoar ke trotoar terbuka. Waktu jalan ke trotoar terbuka kan. Otomatis begitu hujan pasti minggir (tidak gunakan JPO). Begitu terang menyeberang," ucap Hari.

"Kalau JPO hubungkan dari perkantoran ke halte. Itu tertutup, kalau trotoar ke trotoar itu terbuka, jadi supaya view (pemandangan) terbuka," sambungnya.

JPO tanpa atap / JPO tanpa atap / Foto: Rengga Sancaya


Perintah Anies di Balik Pencopotan Atap

Pencopotan atap itu adalah perintah langsung dari Gubernur DKI, Anies Baswedan. Arahan Anies itu disampaikan ketika Rapim Penataan PKL di Trotoar Thamrin - Sudirman dan Pusat Kuliner Thamrin 10 pada 23 Oktober 2019 lalu. Jalannya rapat dapat disaksikan di akun Youtube Pemprov DKI.

"Ini ada JPO-JPO, atapnya dicopot pak. Jadi tanpa atap. Tidak usah pakai atap karena memang dari tempat panas ke tempat panas lagi," kata Anies saat rapat.

JPO dari tempat panas ke tempat panas (outdoor) yang dimaksud Anies adalah JPO di antara Menara Astra dan Wisma Bumiputera. JPO itu menghubungkan antartrotoar dan tidak menyambung ke halte TransJakarta.

"Kalau penyeberangan yang di sini, halte bus TransJakarta ke halte bus TransJakarta, ini memang tempat indoor ke indoor maka dia ditutup. Tapi kalau yang di sini, ini ruang terbuka (menunjuk layar yang menampilkan Google Maps), ini ruang terbuka, buka saja," papar Anies.


JPO Tanpa Atap Jadi Spot Selfie

Anies yakin JPO tanpa atap akan menjadi daya tarik bagi warga untuk foto-foto. Itu karena warga bisa melihat pemandangan Jakarta dari atas JPO.

"Apa yang terjadi kalau nanti dibuka? Itu tempat selfie paling sering karena pemandangan gedung di malam hari bagus sekali, sore, siang. Atapnya copot, itu langsung jadi space terbuka," kata Anies.

Anies saat di CFD / Anies saat di CFD / Foto: Rengga Sancaya


Anies lalu menunjukkan foto kawasan Bundaran HI di layar. Dengan JPO tanpa atap, kawasan itu bisa dilihat dari JPO.

"Apa yang terjadi kalau JPO-JPO itu hilang? Maka semua pemandangan di situ jadi background. Tapi JPO kita itu atapnya ada supaya tidak kena hujan dan panas. Itu benar bila dari indoor ke indoor. Tapi kalau dr ruang terbuka ke ruang terbuka, sebenarnya tidak perlu ada penutup. Toh juga dari outdoor ke outdoor," ungkap Anies.

Pendapat Warga Soal JPO Tanpa Atap

Salah satu karyawan bernama Panji bingung apabila hujan dan harus melewati JPO tanpa atap. Panji mengaku kerap melintas di JPO ini.

"Ya gimana ya saya nggak terlalu banyak masalah ada atap atau enggak, tapi kalau hujan repot juga sih ya. Untung saja nggak lagi hujan ini," kata Panji

Pemprov DKI beralasan atap dicopot agar pejalan kaki bisa melihat pemandangan. Menurut Panji, hal itu tidak berpengaruh.

"Sebenarnya mau ada atap atau nggak ada atap kita juga masih bisa liatin juga pemandangan, ada atap kan ada celah juga buat liat jadi ya ga terlalu berpengaruh sih," ungkapnya.

Atap JPO Sudirman Dilepas Demi Pemandangan LuasFoto: JPO tanpa atap di Sudirman (Matius Alfons/detikcom)


Sementara itu salah satu karyawan bernama Wisnu tak keberatan dengan JPO tanpa atap. Selain bisa menikmati pemandangan, dia juga merasa JPO lebih lebar.

"Ya lebih luas sih, lebih space nya, pemandangan saya juga lebih dapet viewnya, mungkin kalau hujan sih agak repot ya, tapi pejalan kaki harusnya siap payung sih, kalau pagi juga ga terlu panas, tapi kalau siang sih panas pasti, tapi orang kantor kan pagi atau sore aja lewatnya jadi bagus juga kebih luas," ujarnya.



Meski demikian, Wisnu berpendapat lebih baik JPO tetap beratap. Namun, atapnya harus bersih dari billboard atau spanduk iklan.

"Yang ada atapnya tapi yang ergonomis, atap yang nggak ada billboard dan sebagainya," sebut Wisnu.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads