Tempat Penyimpanan Bom Azahari di Bojonegoro Disisir
Minggu, 13 Nov 2005 19:11 WIB
Bojonegoro - Belum tuntas perburuan lokasi penyimpanan bahan peledak milik Azahari di Ponorogo, di kawasan hutan jati di Bojonegoro, Jawa Timur juga dilakukan penyisiran yang dilakukan aparat kepolisian, Minggu (13/11/2005).Sebab sesuai pengakuan Nur Kosim, diantara 12 titik persembunyian bahan peledak dan senjata api salah satunya di tempatkan di kawasan hutan jati yang berada disekitar obyek wisata Waduk Pacal, Kedung Sumber, Kecamatan Temayang atau 30 kilometer arah selatan Bojonegoro.Penyisiran yang dipimpin langsung Kapolres Bojonegoro AKPB Herry Wibowo, dengan cermat dan hati-hati menyapu kawasan perbukitan yang hutannya kering karena kemarau itu. Karena di tempat itulah diyakini kelompok Azahari menyembunyikan bahan-bahan kimia untuk dijadikan bahan peledak.Menurut keterangan polisi, pengakuan yang disampaikan Nur Kosim disertai dengan peta persembunyiannya. Bahkan dia menuliskan pesan sebagai berikut:Di wilayah Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro. KM 26 dari Rejoso (Nganjuk) ada jembatan sempit Temayang ke arah Dander ambil arah barat laut, menelusuri sisi selatan Waduk Pacal Temayang, Sekitar radius 4 km dari jembatan setelah ada pos pantau Perhutani, ambil Jalan Makadam. Kekiri sekitar 1 km ada plang KPH ( Kesatuan Pemangkuan Hutan ) ada tanda log merah masuk ke kanan 100 meter. Ada tanda portal I 50 m, portal II 50 m, portal III 50 m. Tinggal portal 50 m biru putih. Hati-hati Replektor Resonan pembuka memakai kode digit 79,3. Radius 0,5 km bisa menghancurkan.Kapasitas logistik yang ada di lokasi sebanyak 2 Kuintal terdiri dari: C4 -60 persen, HMx-20 persen, RDx -10 persen, TNT-10 persen. Peta logistik atau lokasi tahun 1995-2005.Setelah seharian petugas menyisir semua sudut hingga radius belasan kilo meter dengan berjalan kaki, akhirnya polisi memperoleh informasi dari warga setempat jika ada timbunan yang mencurigakan.Polisi menemukan timbunan beton yang mencurigakan di kawasan hutan jati di tepi jalan raya di Desa Nggondang yang jaraknya sekitar 7 km ke arah selatan dari Waduk Pacal peninggalan Belanda itu.Semenan beton itu berukuran 1,5 m X 2 m yang sudah retak dan terdapat tulisan YBLG 2001 (ghyo) www onix (qwwwq) sentral cahayanyo. Karena dinilai membahayakan, oleh polisi diberikan batas garis polisi."Tulisan itu semacam kode. Sangat mencurigakan," kata Kapolres Herry Wibowo yang didampingi Kasat Reskrim AKP Masduki di lokasi. Apa isinya? Informasi dari warga setempat bahwa sekitar bulan November 2001 sekitar 10 orang yang tidak dikenal datang dengan mengendarai mobil. Diantara mereka berjenggot dan mengenakan jubah putih. kepada warga mereka menyuruh menimbun barang-barang yang dibawanya dengan semen. Proses penggalian hingga penyemenan itu berlangsung hingga tiga hari.Sedikitnya ada tiga orang warga yang terlibat pada 'proyek' dadakan itu, dan masing-masing mendapat upah Rp 300 ribu. Salam, salah seorang warga yang mengaku ikut mendapat order itu mengaku bekerja bersama dua rekannya yaitu, Agus Sunarto dan Pardi. "Kedalamannya mencapai 1,5 meter dan luasnya panjangnya hampir 2 meter," jelas salam yang ikut ke lokasi bersama polisi. Di dalam lubang itu benda yang di timbun adalah garam sebanyak 5 karung, belerang, batu bara, air accu yang disimpan dalam tempat semacam gentong dari tanah liat sebanyak 10 buah yang semuanya telah diberi tanda khusus.Menurut Salam, sebelum pergi, kesepuluh orang itu meminta kepada warga untuk tidak membongkar timbunan tersebut. Sebab, katanya bisa kualat. "Yang berani membongkar katanya anaknya akan mati," jelas Salam. Orang-orang tersebut kepada Salam cs menyatakan jika barang yang ditimbun itu akan sangat bermanfaat untuk menetralisir air di wilayah Kecamatan Nggondang dan sekitar Waduk Pacal. "Katanya akan bisa membuat warga disini tentram dan makmur dikehidupan yang akan datang," ungkap Salam.
(ahm/)