Polisi mengatakan, awal mula kejadian saat Rani warga Kampung Batu-batua mencari kudanya ke ladang yang bercampur dengan kuda milik ayah-anak sekitar pukul 13.30 Wita, Senin (4/11). Ayah-anak ini menuduh Rani berupaya mencuri salah satu keduanya.
"Semuanya punya kuda, tiga-tiganya. Si Rani masuk ke ladangnya (ayah-anak), dituduh mencuri kuda. Padahal dia mencari kudanya," kata Kasat Reskrim Polres Jeneponto AKP Boby Rachman saat dihubungi, Selasa (5/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Persoalan ini dibawa ke rumah kepala dusun Batu-batua, Desa Datara, Kecamatan Bontoramba. Tapi sebelum sampai ke rumah kepala dusun, ayah-anak ini diduga melakukan penyerangan ke Rani yang dituduh mencuri kuda.
"Sebelum ke rumah dusun, diparangi (dibacok dengan parang) Rani," sambung AKP Boby.
Di rumah kepala dusun, tiba-tiba massa dari Kampung Batu-batua datang dan menganiaya ayah dan anak yang sebelumnya cekcok dengan Rani tertuduh pencuri kuda.
"Ada lempar batu, sama ada luka bacok pada korban yang meninggal (Ambo). Bapaknya (Mantari) itu dirawat," sambung AKP Boby.
Polisi masih mengidentifikasi pelaku pengeroyokan terhadap ayah dan anak ini. Selain itu, polisi gabungan dari Polsek Tamalatea dan Polres Jeneponto masih berjaga-jaga di sekiar lokasi kejadian. (fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini