Dirjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud Harris Iskandar awalnya berbicara tentang pentingnya PAUD dan pendidikan keluarga. Menurutnya, banyak penelitian yang menunjukkan rangsangan pendidikan awal pada anak berdampak positif bagi anak.
"PAUD dan Pendidikan Keluarga memainkan peran penting dalam mendukung perkembangan anak. Banyaknya bukti hasil penelitian di bidang psikologi, neuroscience, dan pendidikan yang menyimpulkan bahwa rangsangan pendidikan awal pada anak sejak dalam kandungan hingga akhir masa usia dini, akan berdampak positif pada seluruh aspek perkembangan anak, bukan kecerdasan saja, tetapi seluruh kecakapan hidup," kata Harris dalam acara seminar internasional di Millennium Hotel Sirih Jakarta, Jalan Fachrudin, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (5/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disampaikan Harris saat menyampaikan sambutan mewakili Mendikbud Nadiem Makarim. Harris kemudian menceritakan tantangan yang dihadapi dalam memaksimalkan potensi tumbuh-kembang anak.
"Peran keluarga dan satuan pendidikan penyelenggara PAUD menjadi sangat penting. Apalagi tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia terkait dengan potensi tumbuh-kembang anak masih cukup berat. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) masih sekitar 7%, imunisasi tidak lengkap 41%, tidak memperoleh ASI eksklusif lengkap 48%, cacingan 28%, dan stunting 30,8%," ucapnya.
Harris kemudian menyebut Indonesia telah memiliki payung hukum pelaksanaan pengembangan PAUD dan pendidikan keluarga. Program itu, menurut dia, tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang pengembangan anak usia dini holistik-integratif dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
"Melalui inpres tersebut, saat ini pemerintah sedang menggalakkan program 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) sebagai upaya pencegahan dan penurunan stunting. Program ini melibatkan kementerian/lembaga terkait, termasuk di dalamnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini sekali lagi menegaskan tentang pentingnya intervensi sumber daya manusia masa depan sejak usia dini, baik melalui PAUD maupun pendidikan keluarga," jelasnya.
Harris mengatakan Kemendikbud sedang menggalakkan keterlibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan anak sejak PAUD hingga SMA. Tujuannya, menurut dia, agar berbagai permasalahan pendidikan dapat diselesaikan secara gotong royong.
"Di Indonesia, ada berbagai strategi yang dikembangkan untuk meningkatkan akses dan kualitas PAUD dan pendidikan keluarga. Keragaman layanan PAUD di masyarakat seperti Taman Kanak-kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan satuan PAUD sejenis dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan PAUD yang paling sesuai. Selain itu layanan pendidikan keluarga atau parenting secara swadaya banyak dilakukan oleh masyarakat, baik melalui sarasehan, diskusi kelompok, media sosial, maupun kelas-kelas orang tua," pungkasnya.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini