Pernah Ada Penyusupan Anggaran, Djarot Bicara Pentingnya e-Budgeting DKI

Pernah Ada Penyusupan Anggaran, Djarot Bicara Pentingnya e-Budgeting DKI

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Kamis, 31 Okt 2019 16:19 WIB
Djarot Saiful Hidayat (Indra Komara/detikcom)
Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, menyoroti pentingnya e-budgeting dan transparansi dalam anggaran daerah. Menurutnya, dengan sistem yang terbuka, masyarakat bisa ikut mencermati anggaran.

"Ini sebetulnya pentingnya electronic budgeting, pentingnya transparansi. Dengan terbuka seperti ini maka bukan hanya anggota Dewan yang bisa melihat, menyisir anggaran, mencermati anggaran, tapi juga masyarakat bisa melihat," ujar Djarot di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10/2019).


Terkait munculnya banyak anggaran aneh-aneh dalam APBD DKI, menurut Djarot, hal itu bukan semata kesalahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Djarot menilai ada faktor kesengajaan dalam kesalahan input anggaran tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bukan kesalahan semata-mata dari Pak Anies tentunya ya, tapi kita bisa lacak siapa yang menginput, siapa yang mengetuk anggaran itu, dan itu sengaja atau tidak sengaja. Kalau tidak disengaja, itu bodoh banget," kata anggota DPR Fraksi PDIP ini.

"Tentunya ada faktor kesengajaan. Kalau saya ya diundang saja, dipanggil, kalau memang terbukti ya sudah, selesaikan, ya nonjob," imbuhnya.


Menurut Djarot, anggaran-anggaran aneh ini juga ditemukan saat dia memimpin DKI Jakarta bersama eks Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok. Karena banyak anggaran yang disusupi itulah pihaknya menggunakan e-budgeting agar lebih aman.

"Dan ini pernah terjadi pada zaman saya dan Pak Ahok. Saya tahu persis bagaimana penyusupan-penyusupan anggaran itu, sehingga kita sempat bersitegang dengan DPRD. Dan akhirnya kita menggunakan APBD tahun sebelumnya, kita gagal mencapai kesepakatan. Karena banyaknya anggaran-anggaran yang disusupi masuk, makanya kita bikin e-budgeting itu betul-betul ada kuncinya, ada password-nya, siapa yang boleh masuk. Itu bisa kita lacak," jelasnya.


Jika ada anggaran aneh, menurut Djarot, tidak cukup hanya disisir. Anggaran itu perlu 'diserit' agar sampai ke bagian terkecilnya.

"Kalau di anggaran aneh-aneh, bukan hanya disisir, disisir itu kan gede-gede ya, yang penting itu, yang bagus, ada dulu zaman saya dulu itu namanya serit, kecil-kecil buat kutu. Diserit gitu ya, tapi tentu ada yang lolos ya," ucap Djarot.

"Kenapa? karena dalam menyusun anggaran itu tidak mungkin bisa sempurna 100 persen, tapi kita minimal bisa mengamankan supaya anggaran itu tidak bocor. Sebaiknya bukan disisir untuk DKI, tapi zaman dulu kita diserit," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
(azr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads