Anies Ajukan Rp 73 M, Bisakah DKI Bisa Seperti 'Kota Pesepeda' Kopenhagen?

Anies Ajukan Rp 73 M, Bisakah DKI Bisa Seperti 'Kota Pesepeda' Kopenhagen?

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Selasa, 29 Okt 2019 17:39 WIB
Foto: Ilustrasi sepeda di Kopenhagen, Denmark (CNN)
Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang mengusulkan anggaran pembangunan jalur sepeda sebesar Rp 73 miliar. Rencana ini menuai kritik, lantaran pengajuan anggarannya naik tiba-tiba. Muncul harapan agar Jakarta bisa seperti kota pesepeda di dunia. Mungkinkah Jakarta bisa seperti Kopenhagen, Denmark yang disebut bangsa pesepeda?

Dikutip dari laman resmi Sekretariat untuk Kedutaan Bersepeda Denmark, Selasa (29/10/2019), kegiatan gowes-menggowes memang sudah lama menjadi budaya masyarakat Kopenhagen, atau warga Denmark pada umumnya sejak era 1890-an.

Sepeda juga dikenal sebagai simbol kesetaraan di Denmark. Negara ini memiliki panjang jalur sepeda lebih dari 12.000 km.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mengutip situs Lonely Planet, pada tahun 2017 Kopenhagen ditetapkan sebagai kota nomor satu soal keramahannya kepada para pengguna sepeda. Bahkan, Kopenhagen sampai dijuluki surganya para pesepeda.

Tahun 2017, pemerintah kota Kopenhagen menginvestasikan lebih dari € 134 juta atau setara dengan Rp 2,07 miliar (pada kurs saat ini) dalam infrastruktur dan fasilitas bersepeda. Serta 16 jembatan baru untuk sepeda dan pejalan kaki yang sudah selesai atau sedang dibangun sekarang.

Saat detikcom mengunjungi Kopenhagen tahun 2013 lalu, jalanan dilengkapi dengan rambu-rambu khusus lalu lintas khusus pesepeda. Untuk model infrastrukturnya, jalan jalur sepeda dipisahkan secara khusus dari pejalan kaki, parkir mobil dan jalan raya mobil, mirip jalur bus Transjakarta di Jakarta. Dengan model jalur yang dipisahkan ini, keamanan para pesepeda terlindungi. Maka tak heran, jika para pesepeda sangat dimanjakan.


Sejak 2015, kota ini juga telah menyelesaikan rute sepeda Ring Havneringen, memungkinkan pengguna untuk bersepeda di sepanjang seluruh pelabuhan bagian dalam. Indeks menunjukkan bahwa 62% warga mengendarai sepeda setiap hari untuk bekerja atau sekolah di kota, dengan hanya 9% mengendarai mobil. Rata-rata mereka mengendarai sepeda rata-rata 1,6 km per hari.

Denmark sendiri diketahui memiliki empat musim, yakni panas, salju, semi dan gugur. Meskipun musim berganti-ganti, para pesepeda tetap mengayuh sepedanya. Jika musim panas, suhu tinggi mulai dari 18 derajat C hingga 24 derajat C. Sedangkan saat musim dingin, suhu rata-ratanya bisa mencapai 0 derajat C hingga minus.

Kendati demikian, tak semua warga Kopenhagen secara suka rela menggunakan sepeda. Terkadang ada pula yang terpaksa karena alasan pajak yang tinggi.


Seperti yang dilansir Deutsche Welle (DW), di negara Skandinavia dengan pajak tinggi seperti Denmark, tidak hanya gaji dan konsumsi sehari-hari yang dipajak tinggi seperti di kebanyakan negara Eropa lainnya, tapi juga mobil. Pajak tambahan untuk mobil mencapai 180%, yang sebelumnya sudah dikenai pajak pertambahan nilai 25%.

Kembali ke Jakarta, rencana pemerintahan Gubernur Anies Baswedan soal anggaran jalur sepeda telah memicu sorotan anggota DPRD DKI. Dishub DKI Jakarta menyampaikan usulan anggaran jalur sepeda saat rapat bersama DPRD DKI kemarin (28/10). Namun, DPRD DKI merasa rencana itu belum jelas dan mendadak naik tak sesuai rencana awal.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama DPRD DKI Jakarta belum sepakat soal anggaran pembangunan jalur sepeda. Semula, rencana anggaran (KUA-PPAS) untuk pembangunan jalur sepeda tahun 2020 itu sebesar Rp 4,498 miliar. Namun mendadak, anggarannya ditambah Rp 69,272 miliar. Maka rencana anggaran jalur sepeda menjadi Rp 73 miliar. Duit sebanyak itu untuk membangun 63 km dari keseluruhan target 2022 sepanjang 500 km.

"Semula Rp 4,498 miliar, ada penambahan Rp 69,272 miliar total Rp 73,771 miliar. (Penambahan) sesuai dengan program DKI untuk mewujudkan pembangunan jalur sepeda di Jakarta. Tahun ini (rencana) 63 km dari target (2022) 500 km jalur sepeda," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo saat pemaparan di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (28/10).


Selain itu, Syafrin menjelaskan bahwa angka 73 miliar itu juga tak murni hanya untuk jalur sepeda saja. Dalam perincian anggaran, marka jalan thermoplastic warna putih untuk jalur sepeda dianggarkan senilai Rp 9,196 miliar dan marka cold plastic berwarna untuk marka jalur sepeda senilai Rp 51,295 miliar.

Syafrin menyebut rencana pembuatan jalur sepeda masuk saat rencana Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) direvisi pada Oktober. Dalam revisi itu, tidak boleh ada penambahan nama anggaran baru.

"Jadi yang Rp 73 miliar itu ada beberapa komponen, tidak pure jalur sepeda sebenarnya. Karena di anggaran sudah di awal tambahan sebagian besar untuk jalur sepeda dan marka ganjil-genap," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo saat dihubungi, Selasa (29/10/2019).


Selain itu, dia menjelaskan bahwa alasan perlunya pembangunan jalur sepeda ini karena jumlah pengendara sepeda naik 580 persen. Jadi ada peningkatan 5,8 kali per jam. Data itu diambil dari survey Institute for Transportation and Development Policy (ITDP).

Harapan agar Jakarta bisa Kopenhagen itu tentu saja mengemuka. Jika tidak dalam waktu dekat, setidaknya penambahan anggaran untuk jalur sepeda ini bisa menjadi tonggak awal perhatian serius kepada pesepeda di Jakarta.

Sementara itu, PKS meminta semua pihak tidak melihat besaran angka puluhan miliarnya, tetapi lihat manfaat dan kebutuhannya. PKS meminta anggaran jalur sepeda ini dibandingkan dengan kebutuhannya.

"Bukan lihat 70 miliarnya, lihatnya itu sejauh mana yang akan dibuka, anggaran itu untuk apanya, itu harus ada kajian ke lapangan. Jadi bukan soal besaranya itu, tetapi adalah apakah pembelanjaan sesuai dengan kebutuhanya, jangan melihat angkanya, itu banding-bandingannya bisa sangat realistis, oh besar sekali bandingannya apa, kecil sekali bandingannya apa, tapi harus dibandingkan sesuai kebutuhanya," kata Wakil Ketua DPRD DKI Abdurrahman Suhaimi saat dihubungi, Senin (28/10/2019) malam.
Halaman 2 dari 4
(dnu/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads